Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pembangunan Monas

Kompas.com - 05/01/2020, 12:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Monumen Nasional (Monas) boleh jadi ikon Indonesia sekaligus Jakarta yang paling terkenal.

Monas dibangun untuk mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi Kemerdekaan 1945. Selain itu, Monas dibangun sebagai inspirasi bangkitnya semangat indonesia.

Dilansir dari situs resmi Provinsi DKI Jakarta, Monas melambangkan keperkasaan perjuangan bangsa Indonesia. Lokasi yang dipakai untuk membangun Monas ada di tangah lapangan Merdeka yang salah satu bagiannya adalah Lapangan Ikada.

Lapangan Ikada dulunya dipakai oleh Presiden Soekarno dan wakilnya Moh Hatta menggelar rapat raksasa guna menghimpun kekuatan rakyat mengusir penjajah. 

Sejak rencana pembangunan hingga kini dikelola di bawah Gubernur DKI Jakarta, Monas kerap jadi kontroversi. Bagaimana sejarah berdirinya Monas?

Ambisi Soekarno

Monas merupakan proyek ambisi Presiden Soekarno di awal 1960-an. Waktu itu, Indonesia tengah mencalonkan diri sebagai tuan rumah Asian Games ke-4 tahun 1962.

Selain Gelora Bung Karno, Tugu Selamat Datang, dan Hotel Indonesia, Soekarno bermimpi menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia lewat Monas. 

Rencana Soekarno itu dikritik keras. Saat itu, perekonomian Indonesia buruk. Utang pemerintah menggemuk, ekspor lesu, dan inflasi meroket.

Namun Soekarno tetap mewujudkan mimpinya. Pembangunan Monas dimulai 17 Agustus 1961. Proses konstruksi memakan waktu hingga 14 tahun.

Pembangunan Monas dilaksanakan dalam dua tahap dengan mengambil perencanaan, kontruksi, dan material dalam negari.

Tahap pertama dikerjakan pada 1961 oleh Panitia Monumen Nasional yang diketuai langsung presiden. Tahap pertama secara resmi dikerjakan pada 17 Agustus dengan menancapkan pasak beton pertama oleh presiden.

Presiden Sukarno menginspeksi konstruksi Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Sukarno didampingi arsitek Soedarsono. Foto diambil sekitar 1963-1964. Presiden Sukarno menginspeksi konstruksi Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Sukarno didampingi arsitek Soedarsono. Foto diambil sekitar 1963-1964.
Total sekitar 284 pasak beton yang digunakan pondasi. Ada 360 pasak bumi untuk pondasi Museum Sejarah Nasional. 

Pengerjaan pondasi rampung pada Maret 1962.  Dinding museum yang ada didasar bangunan rampung Oktober. 

Tahap kedua dikerjakan pada 1966 oleh Panitia Pembina Tugu Nasional  yang diketuai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Tahap kedua fokus pada pembangunan fisik. Pengerjaan terhenti karena ada peristiwa Gerakan 30 September.  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

Skola
Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Skola
Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Skola
Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Skola
Fakta dari Serat Wulangreh

Fakta dari Serat Wulangreh

Skola
4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Skola
8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

8 Nama Ibu Kota Negara Bagian di Australia

Skola
4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

4 Ciri Negara yang Menganut Asas Kedaulatan Rakyat

Skola
Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Apa Itu Dampak Afektif, Kognitif, dan Konatif Komunikasi?

Skola
Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Perbedaan Singkatan dan Akronim, Apa Sajakah Itu?

Skola
7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

7 Ciri-ciri yang Dimiliki Planet Mars

Skola
Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Kelangkaan: Pengertian dan Contohnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com