Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriname, Negara dengan Warga Keturunan Jawa

Kompas.com - 04/01/2020, 12:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Siapa yang tidak kenal dengan Suriname? Suriname adalah sebuah negara yang berada di Amerika Selatan.

Di Suriname, bahasa Jawa merupakan bahasa sehari-hari di negara bekas jajahan Negara Belanda ini.

Bahkan warga negara di sana banyak yang merupakan keturunan Jawa.

Meski bahasa Jawa sudah menjadi bahasa sehari-hari warga di sana, tapi bahasa nasional di Suriname adalah bahasa Belanda.

Baca juga: Menlu Suriname Apresiasi Bantuan Indonesia

Luas wilayah Suriname sekitar 163.265 kilometer persegi. Jumlah penduduknya sekitar 563.402 jiwa sesuai data tahun 2017.

Bagaimana sejarah bahasa Jawa bisa masuk ke Suriname?

Sejarah Suriname

Suriname merupakan Negara Republik yang terletak di benua Amerika, tepatnya di Amerika Selatan.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Suriname sudah ada dan dikenal sejak abad ke-15.

Saat itu, bangsa Eropa berlomba-lomba untuk menguasai Guyana, yang merupakan nama awal Suriname.

Wilayah Suriname merupakan suatu dataran luas yang letaknya di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Cassiquiare dan Orinocco.

Baca juga: Indonesia Bantu Suriname Kembangkan UKM

Mulanya dataran luas itu diberi nama Guyana Karibania oleh para kartografi.

Arti Guyana adalah dataran luas yang dialiri banyak sungai. Karibania berasal dari kata Caribs yang merupakan nama penduduk pertama.

Suriname berbatasan dengan Guyana Perancis di sebelah timur dan Guyana di sebelah barat. Di sebelah selatan berbatasan dengan Brazil dan Samudera Atlantik di sebelah utara.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Suriname adalah tanah jajahan Belanda yang memperoleh kemerdekaan pada 25 November 1975.

Suriname juga pernah dijajah oleh Spanyol, Inggris, Perancis, hingga Portugal.

Masuknya orang Indonesia

Masuknya orang-orang Indonesia yang mayoritas dari Jawa ke Suriname dimulai sejak tahun 1890. Setelah itu terus dilakukan pengiriman hingga tahun 1939.

Baca juga: Suriname Meminta Indonesia Mengirimkan Pelatih Pencak Silat dan Bulutangkis

Sebagai negara penjajah, Belanda mengirimkan ribuan orang dari Indonesia ke Suriname. Orang yang dikirim itu kebanyakan dari Jawa Tengah, ada juga dari Jawa Timur dan Jawa Barat.

Di sana mereka menjadi tenaga kerja atau budak yang ditempatkan di beberapa perkebunan. Dari tahun 1890 hingga 1939 ada sekitar 32.956 orang Indonesia yang dikirim ke Suriname.

Kemudian terjadi gelombang repatriasi atau kembalinya warga negara dari negara asing menuju negara asal. Banyak yang kembali ke Indonesia, namun banyak juga yang tetap bertahan di Suriname.

Mereka yang bertahan tidak hanya menjadi buruh, namun juga pegawai dan pejabat, seperti anggota DPR dan menteri.

Orang Indonesia yang bertahan selanjutnya menetap dan tinggal di Suriname hingga memiliki keturunan. Ini membuat bahasa Jawa terus berkembang dan menyebar luas di Suriname hingga sekarang.

Mereka tinggal di sejumlah wilayah di Suriname, seperti Saramacca, Coronie, Nickeria, Moengo, Paranam, dab Biliton.

Budaya dan adat Jawa juga masih bertahan di sana. Seperti pesta tayuban, wayang kulit, wayang orang, maupun tari-tarian.

Baca juga: Indonesia dan Suriname Jajaki Kerja Sama Antar-Parlemen

Diberitakan Kompas.com (19/10/2017), Pemerintah Indonesia membuat Family Pilgrim yang difasilitasi KBRI Paramaribo.

Ini untuk mengajak warga Suriname berwisata di Indonesia. Selain itu untuk mempertemukan dengan keluarga di Jawa.

Kebanyakan warga Suriname adalah keturunan Jawa yang tidak mengetahui siapa sanak saudarannya di Indonesia. Mereka mencari keluarganya lewat media sosial.

Mencari keberadaan keluarga di Indonesia tidak mudah. Karena orang-orang Jawa yang dibawa ke Suriname nama aslinya diubah oleh Belanda.

Itu dilakukan agar mereka tidak mempunyai keinginan untuk kembali ke Indonesia.

 

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Modus Pada Data Matematika

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Modus Pada Data Matematika

Skola
Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Skola
4 Unsur Pembentuk Kepribadian

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

Skola
3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

Skola
Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com