Latief yang ketika itu memakai seragam tentara Jepang diminta untuk mengibarkan bendera bersama Suhud Sastro Kusomo.
Pasca kemerdekaan, Latief ikut berjuang menghadapi agresi militer Belanda.
Dia, mengamankan Yogyakarta saat menjadi ibu kota Republik Indonesia bersama Jenderal Sudirman. Latief, juga ikut merumuskan taktik gerilya dan rencana serangan Umum 1 Maret 1949.
Baca juga: Ini Formasi Tim Merah, Pengibar Bendera Pusaka di Istana
Usai penyerahan kedaulatan, Latief ditugaskan di Markas Besar (Mabes) Angkatan Darat. Lalu bertugas di Filipina dan Washington.
Setelah kembali ke Indonesia bertugas di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD). Selanjutnya menjabat Raktor IKIP Jakarta tahun 1965.
2. Suhud Sastro Kusumo
Suhud merupakan anggota Barisan Pelopor bentukan Jepang. Ia lahir tahun 1920.
Pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, dia salah satu yang bertugas sebagai pengibar bendera. Suhud bertugas membentangkan bendera yang kemudian ditarik Latief.
Tiga hari sebelum proklamasi, Suhud dipercaya untuk menjaga keluarga Soekarno dari berbagai ancaman.
Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dibawa oleh Soekarni dan Chaerul Saleh ke Rengasdengklok. Waktu itu, Suhud tidak curiga dengan kedua pemuda tersebut.
Baca juga: Jalani Sidang Perdana, 5 Pengibar Bendera Bintang Kejora Kenakan Topi Khas Papua
Malam sebelum proklamasi, Suhud diminta untuk mempersiapkan tiang bendera yang dipakai buat mengibarkan bendera merah putih.
Suhud meninggalkan dunia pada 1986 di usia 66 tahun.
3. SK Trimurti
Surastri Karma (SK) Trimurti salah satu perempuan yang bertugas sebagai pengibar bendera saat proklamasi kemerdekaan.
Waktu itu, dia adalah istri dari Sayuti Melik yang merupakan pengetik teks proklamasi kemerdekaan.