Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Erosi dan Akibatnya

Kompas.com - 22/12/2019, 12:00 WIB
Arum Sutrisni Putri,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Erosi selalu menjadi masalah klasik dalam konservasi tanah dan air.

James Henry Stallings dalam Soil Conservation (1957) menyebutkan, masalah erosi dan dampak yang ditimbulkannya telah dialami manusia sejak manusia mulai bertani.

Bangsa yang mendiami Mesopotamia sekitar 7.000 tahun lalu telah mengalami dampak dari terjadinya erosi dan sedimentasi.

Sebenarnya apa itu erosi dan apa akibatnya?

Pengertian erosi

Kata erosi berasal dari bahasa Latin erosionem yang berarti menggerogoti.

Secara umum erosi adalah proses alami pengikisan tanah lapisan atas oleh air, angin atau es.

Erosi memang membentuk banyak penampakan alam menarik seperti puncak gunung, lembah dan garis pantai.

Baca juga: Konservasi Kopi, Cara Petani Boyolali Cegah Erosi dan Longsor

Untuk memahami soal erosi, berikut ini definisi erosi menurut beberapa ahli:

National Geographic Society

Dilansir dari situs National Geography Society, erosi adalah proses geologis di mana material tanah aus dan diangkut oleh kekuatan alam seperti angin atau air.

Proses tersebut serupa pelapukan, memecah atau melarutkan batu, tetapi tidak melibatkan pergerakan.

Erosi adalah kebalikan dari pengendapan (sedimentasi) yaitu proses geologis di mana material tanah disimpan atau dibangun dalam bentuk lahan.

Sebagian besar erosi dilakukan oleh air cair, angin atau es (biasanya dalam bentuk gletser).

Baca juga: Erosi di Bogor Perparah Dampak Banjir di Jakarta

Encyclopaedia Britannica

Dikutip dari situs Encyclopaedia Britannica, erosi adalah pemindahan material permukaan dari kerak bumi terutama puing-puing tanah dan batu dan pengangkutan material yang terkikis oleh agen alami (seperti air atau angin) dari titik pemindahan.

Erosi seringnya terjadi setelah batuan hancur atau berubah melalui pelapukan. Bahan batuan yang sudah lapuk akan berpindah dari situs aslinya dan diangkut oleh agen alami.

Dengan kedua proses tersebut berjalan secara bersamaan, cara terbaik untuk membedakan erosi dari pelapukan adalah dengan mengamati transportasi material.

Sitanala Arsyad

Dalam Konservasi Tanah dan Air (1989), Arsyad menjelaskan erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami.

Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah terkikis dan terangkut kemudian diendapkan di tempat lain.

Baca juga: 199 Desa di Banjarnegara Rawan Longsor

Suripin

Suripin dalam Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air (2002), menerangkan erosi tanah adalah proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin.

Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah dan kualitas lingkungan hidup.

Permukaan kulit bumi akan selalu mengalami proses erosi, di suatu tempat akan terjadi pengikisan sementara di tempat lain akan terjadi penimbunan, sehingga bentuknya akan selalu berubah sepanjang masa.

Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan berlangsung sangat lambat sehingga akibat yang ditimbulkan baru muncul setelah berpuluh bahkan beratus tahun kemudian.

Baca juga: Hujan Deras Picu Longsor di Banjarnegara, Akses Jalan Tertutup

Sarwono Hardjowigeno

Dalam Ilmu Tanah (1995), Hardjowigeno menjelaskan erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi.

AG Kartasapoetra dan MM Sutedjo

Kartasapoetra dan Sutedjo dalam Teknologi Konservasi Tanah dan Air (2000) menjelaskan erosi adalah proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin.

Desakan ini bisa berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia.

Dampak erosi

Erosi menimbulkan dampak atau akibat baik positif maupun negatif. Erosi merupakan proses alami dan baik bagi ekosistem tetapi di satu sisi menimbulkan kerugian.

Arsyad menyebutkan terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh erosi dibedakan di dua tempat yaitu pada tanah tempat erosi terjadi (on-site) dan pada tempat tanah yang terangkut diendapkan (off-site).

Baca juga: Rawannya Bangunan Retak dan Tanah Longsor di Tangsel Saat Pergantian Musim...

Dampak erosi di tempat terjadinya (on-site) antara lain:

  1. Kehilangan unsur hara dan kerusakan struktur tanah.
  2. Kemerosotan produktivitas tanah atau bahkan menjadi tidak dapat dipergunakan untuk berproduksi.
  3. Kerusakan bangunan konservasi dan bangunan lainnya.
  4. Pemiskinan petani.

Dampk erosi di luar tempat kejadian (off-site) antara lain:

  1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk, sungai, saluran dan badan air lainnya.
  2. Tertimbunnya lahan pertanian, jalan, dan bangunan lainnya.
  3. Hilangnya mata air dan memburuknya kualitas air.
  4. Kerusakan ekosistem perairan.
  5. Kehilangan nyawa dan harta akibat banjir.
  6. Meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan.
  7. Kerugian akibat memendeknya umur waduk.
  8. Meningkatnya frekuensi dan besarnya banjir.

Baca juga: Musim Hujan, 10 Titik Bantaran Sungai Bengawan Solo Rawan Longsor

Apakah erosi dapat membentuk fitur alam yang baru?

Erosi terjadi di puncak gunung dan di bawah tanah. Air dan bahan kimia masuk ke dalam batuan dan memecahnya melalui kekuatan mekanik dan kimia tersebut.

Erosi dalam satu ara sebenarnya dapat membangun area yang lebih rendah. Contohnya pegunungan yang mengalami erosi.

Saat gunung mengalami pengikisan, sungai akan membawa endapan ke arah laut. Endapan (sedimen) itu perlahan menumpuk dan menciptakan lahan basah baru di mulut sungai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Skola
Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Skola
Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Skola
4 Unsur Stratifikasi Sosial

4 Unsur Stratifikasi Sosial

Skola
Arane Panggonan Bahasa Jawa

Arane Panggonan Bahasa Jawa

Skola
Bedanya Akulturasi dan Asimilasi

Bedanya Akulturasi dan Asimilasi

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com