KOMPAS.com - Erosi selalu menjadi masalah klasik dalam konservasi tanah dan air.
James Henry Stallings dalam Soil Conservation (1957) menyebutkan, masalah erosi dan dampak yang ditimbulkannya telah dialami manusia sejak manusia mulai bertani.
Bangsa yang mendiami Mesopotamia sekitar 7.000 tahun lalu telah mengalami dampak dari terjadinya erosi dan sedimentasi.
Sebenarnya apa itu erosi dan apa akibatnya?
Kata erosi berasal dari bahasa Latin erosionem yang berarti menggerogoti.
Secara umum erosi adalah proses alami pengikisan tanah lapisan atas oleh air, angin atau es.
Erosi memang membentuk banyak penampakan alam menarik seperti puncak gunung, lembah dan garis pantai.
Baca juga: Konservasi Kopi, Cara Petani Boyolali Cegah Erosi dan Longsor
Untuk memahami soal erosi, berikut ini definisi erosi menurut beberapa ahli:
National Geographic Society
Dilansir dari situs National Geography Society, erosi adalah proses geologis di mana material tanah aus dan diangkut oleh kekuatan alam seperti angin atau air.
Proses tersebut serupa pelapukan, memecah atau melarutkan batu, tetapi tidak melibatkan pergerakan.
Erosi adalah kebalikan dari pengendapan (sedimentasi) yaitu proses geologis di mana material tanah disimpan atau dibangun dalam bentuk lahan.
Sebagian besar erosi dilakukan oleh air cair, angin atau es (biasanya dalam bentuk gletser).
Baca juga: Erosi di Bogor Perparah Dampak Banjir di Jakarta
Encyclopaedia Britannica
Dikutip dari situs Encyclopaedia Britannica, erosi adalah pemindahan material permukaan dari kerak bumi terutama puing-puing tanah dan batu dan pengangkutan material yang terkikis oleh agen alami (seperti air atau angin) dari titik pemindahan.
Erosi seringnya terjadi setelah batuan hancur atau berubah melalui pelapukan. Bahan batuan yang sudah lapuk akan berpindah dari situs aslinya dan diangkut oleh agen alami.
Dengan kedua proses tersebut berjalan secara bersamaan, cara terbaik untuk membedakan erosi dari pelapukan adalah dengan mengamati transportasi material.
Sitanala Arsyad
Dalam Konservasi Tanah dan Air (1989), Arsyad menjelaskan erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami.
Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah terkikis dan terangkut kemudian diendapkan di tempat lain.
Baca juga: 199 Desa di Banjarnegara Rawan Longsor
Suripin
Suripin dalam Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air (2002), menerangkan erosi tanah adalah proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin.
Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah dan kualitas lingkungan hidup.
Permukaan kulit bumi akan selalu mengalami proses erosi, di suatu tempat akan terjadi pengikisan sementara di tempat lain akan terjadi penimbunan, sehingga bentuknya akan selalu berubah sepanjang masa.
Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan berlangsung sangat lambat sehingga akibat yang ditimbulkan baru muncul setelah berpuluh bahkan beratus tahun kemudian.
Baca juga: Hujan Deras Picu Longsor di Banjarnegara, Akses Jalan Tertutup
Sarwono Hardjowigeno
Dalam Ilmu Tanah (1995), Hardjowigeno menjelaskan erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi.
AG Kartasapoetra dan MM Sutedjo
Kartasapoetra dan Sutedjo dalam Teknologi Konservasi Tanah dan Air (2000) menjelaskan erosi adalah proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin.
Desakan ini bisa berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia.
Erosi menimbulkan dampak atau akibat baik positif maupun negatif. Erosi merupakan proses alami dan baik bagi ekosistem tetapi di satu sisi menimbulkan kerugian.
Arsyad menyebutkan terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh erosi dibedakan di dua tempat yaitu pada tanah tempat erosi terjadi (on-site) dan pada tempat tanah yang terangkut diendapkan (off-site).
Baca juga: Rawannya Bangunan Retak dan Tanah Longsor di Tangsel Saat Pergantian Musim...
Dampak erosi di tempat terjadinya (on-site) antara lain:
Dampk erosi di luar tempat kejadian (off-site) antara lain:
Baca juga: Musim Hujan, 10 Titik Bantaran Sungai Bengawan Solo Rawan Longsor
Erosi terjadi di puncak gunung dan di bawah tanah. Air dan bahan kimia masuk ke dalam batuan dan memecahnya melalui kekuatan mekanik dan kimia tersebut.
Erosi dalam satu ara sebenarnya dapat membangun area yang lebih rendah. Contohnya pegunungan yang mengalami erosi.
Saat gunung mengalami pengikisan, sungai akan membawa endapan ke arah laut. Endapan (sedimen) itu perlahan menumpuk dan menciptakan lahan basah baru di mulut sungai.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.