Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Langit Berwarna Biru?

Kompas.com - 21/12/2019, 15:00 WIB
Ari Welianto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sering kita melihat langit berwarna biru jika kondisi cuaca cerah. Tapi tahukah kamu kenapa langit berwarna biru?

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), jika warna biru di langit itu merupakan hasil dispersi cahaya matahari.

Sinar matahari sebenarmya putih. Cahaya putih itu terdiri dari semua warna spektrum yang terlihat.

Warnanya itu mulai merah hingga unggu. Setiap warna dipancarkan pada ketebalan prisma yang berbeda.

Saat melewati atmosfer, sinar matahari diserap, dipantulkan, dan diubah oleh berbagai elemen, senyawa dan partikel.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Kenapa Laut dan Langit Berwarna Biru?

Warna langit sangat bergantung pada panjang gelombang cahaya yang masuk. Gelombang akan diteruskan secara lurus.

Sedangkan warna-warna yang panjang gelombangnya rendah akan disebarkan ke segala arah.

Itu kenapa warga biru lebih dominan di langit, karena warna biru dari cahaya matahari disebarkan ke segala arah.

Molekul udara yang sebagian besar nitrogen dan oksigen serta partikel debu, memainkan peran penting.

Ketika matahari di atas kepala kita, sebagian besar sinarnya dicegat atmosfer pada sudut yang hampir vertikal.

Panjang gelombang cahaya yang lebih pendek, seperti ungu dan biru akan lebih mudah diserap oleh molekul udara daripada cahaya dari gelombang yang lebih panjang (dari pita merah, oranye dan kuning).

Baca juga: Perkenalkan Dofida dan Noifasui, 2 Benda Langit dengan Nama Indonesia

Molekul-molekul udara kemudian memancarkan cahaya ungu dan biru ke arah yang berbeda. Maka langit akan tampak biru, bukan kombinasi biru ungu.

Langit berwarna kemerahan

Saat matahari terbenam, kita sering melihat langit berwarna kemerahan.

Seperti yang diberitakan Kompas.com (28/4/2019), ketika matahari terbenam akan berwarna kemerahan.

Ini terjadi setelah cahaya yang mencapai kita harus melewati lebih banyak atmosfer dibanding ketika beratas di atas kepala.

Satu-satunya warna cahaya yang tersebar adalah dengan panjang gelombang panjang, yakni merah. Jadi filter molekul yang lebih banyak, maka saat senja yang sampai pada mata kita kemerahan.

Itu yang sering kita nikmati saat matahari terbit dan terbenam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

30 Contoh Penggunaan Gerund dalam Kalimat Bahasa Inggris

Skola
Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Makna Serat Wulangreh Pupuh Pangkur

Skola
Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Jenis-jenis Kelompok Sosial Tidak Teratur

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Serat Wulangreh Pupuh Megatruh

Skola
Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Pengertian Paguyuban beserta Jenis dan Contohnya

Skola
Fakta dari Serat Wulangreh

Fakta dari Serat Wulangreh

Skola
4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

4 Faktor Pendorong Interaksi Sosial

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com