Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global: Proses, Penyebab, dan Dampaknya

Kompas.com - 06/12/2019, 15:59 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Pemanasan global kini jadi ancaman serius bagi bumi dan makhluk hidup. Di sisi lain, banyak juga yang menganggap pemanasan global hanya mitos.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump contohnya. Sebenarnya, apa sih pemanasan global itu?

Untuk memahami pemanasan global, mari simak dulu proses pemanasan yang alami. Manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada di bumi, membutuhkan panas untuk bisa hidup.

Dikutip dari Global Warming: A Very Short Introduction (2004), panas berasal dari pancaran atau radiasi matahari. Sebagian panas ini ditahan di bumi oleh gas-gas yang ada di atmosfer.

Baca juga: Apa Bedanya Pemanasan Global dengan Perubahan Iklim?

Atmosfer bumi terdiri dari sekitar 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen, dan 1 persen gas lainnya.

Sebagian gas-gas dalam 1 persen itu disebut gas rumah kaca. Apa saja yang termasuk gas rumah kaca? Ada uap air, karbon dioksida, ozon, metana, dan dinitrogen oksida.

Gas rumah kaca di langit ini bekerja seperti selimut. Mereka menjaga suhu bumi tidak terlalu dingin, sekitar 35 derajat celsius. Tanpa gas ini, suhu di bumi bisa sangat dingin, mencapai -20 derajat celsius.

Proses inilah yang memebedakan bumi dengan planet lainnya. Planet lainnya tak punya "selimut" yang pas seperti bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan, tak bisa bertahan hidup di planet-planet lain.

Baca juga: Penyumbang Pemanasan Global Paling Besar dari Sektor Energi

Penyebab pemanasan global

Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu bumi yang berlebihan. Penyebabnya, gas rumah kaca yang tentu juga berlebihan.

Dalam 200 tahun terakhir, manusia menghasilkan karbon dioksida yang berlebih. Kita menghasilkan karbon dioksida lewat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas bumi.

Pembakaran yang masif ini dimulai sejak abad ke-18, ketika dunia memasuki Revolusi Industri. Gas rumah kaca yang makin tebal ini membuat panas matahari lebih banyak terperangkap di bumi.

Akibatnya, bumi makin hangat. Dibanding masa sebelum Revolusi Industri, bumi makin panas sekitar 1,1 derajat celsius. Inilah yang dimaksud dengan pemanasan global.

Baca juga: Meski Tak Bisa Dihindari, 5 Cara Ini Dapat Kurangi Efek Pemanasan Global

Dampak pemanasan global

Pemanasan ini memberi dampak yang berbahaya bagi para penghuni bumi. Secara langsung, peningkatan suhu membuat es atau gletser di kutub bumi meleleh.

Es itu meleleh menjadi air di lautan. Kenaikan permukaan air laut membuat tanah yang tadinya daratan, kini menjadi laut.

Dikutip dari The Uninhabitable Earth: Life After Warming (2019), pada 2017, terungkap bahwa dua gletser di Antartika Timur meleleh hingga 18 juta ton per tahun.

Hal yang sama terjadi di Greenland. Es di sana meleleh hampir sejuta ton setiap harinya.

Baca juga: Bapak Ilmu Iklim yang Mencetuskan Istilah Pemanasan Global Wafat

Jika pemanasan terus berlangsung, bukan tak mungkin seluruh es di kutub akan mencair. Beberapa prediksi menyebut daratan akan mulai hilang dalam waktu 30 tahun dari sekarang.

Siapa saja yang akan terdampak? Kemungkinan sebagian besar dari populasi manusia. Dua per tiga kota besar dunia ada di pesisir. Separuh populasi manusia tinggal di kota-kota itu.

Saat ini, lebih dari 600 juta atau manusia hidup berjarak 10 meter dari laut. Mereka terpaksa harus mencari tempat tinggal baru dalam waktu dekat jika pemanasan global tak ditekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Skola
Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Skola
Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Skola
4 Unsur Stratifikasi Sosial

4 Unsur Stratifikasi Sosial

Skola
Arane Panggonan Bahasa Jawa

Arane Panggonan Bahasa Jawa

Skola
Bedanya Akulturasi dan Asimilasi

Bedanya Akulturasi dan Asimilasi

Skola
13 Patrape Linggih

13 Patrape Linggih

Skola
5 Dampak atau Akibat Berita Bohong

5 Dampak atau Akibat Berita Bohong

Skola
8 Ciri-ciri Berita Bohong atau Hoaks yang Perlu Diketahui

8 Ciri-ciri Berita Bohong atau Hoaks yang Perlu Diketahui

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com