Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Sampah organik tergolong sampah ramah lingkungan karena pengolahan sampah organik sangat mudah dan tidak memerlukan biaya mahal. Hasil pengolahan sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk kompos.
Hasil pembusukan sampah organik sangat baik bagi tanah dan tumbuhan karena mengandung banyak zat hara. Sampah organik banyak dihasilkan oleh lingkungan pemukiman, pasar, dan restoran.
Pengertian sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan, dan benda hasil olahannya yang dapat mengalami pembusukan atau pelapukan.
Proses pembusukan atau pelapukan sampah organik berlangsung secara alami dengan bantuan mikroorganisme tanpa tambahan bahan kimia dalam waktu yang singkat.
Jenis-jenis sampah organik
Sampah organik dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Berikut penjelasannya:
Sampah organik basah adalah sampah organik yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah, sisa sayuran, kulit sayuran, dan biji buah.
Sementara sampah organik kering adalah bahan organik yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering, sisik ikan, cangkang kerang, kulit telur, batok kelapa, dan serbuk gergaji.
Contoh-contoh sampah organik
Beberapa contoh sampah organik, sebagai berikut:
Sisa makanan merupakan salah satu contoh sampah organik. Contoh sisa makanan adalah nasi, tulang ikan, kulit buah dan sayur, roti kadaluarsa, dan lain sebagainya. Sampah ini akan membusuk dan diurai oleh mikroorganisme.
Nasi yang berada di tempat sampah akan ditumbuhi belatung yang berperan sebagai mikroorganisme pengurai nasi. Inilah peran pengurai, lama-kelamaan nasi akan habis dimakan oleh belatung.
Dedaunan yang jatuh ke tanah dapat menjadi pupuk kompos alami. Daun yang membusuk apabila sudah terurai akan mengandung unsur hara dan mineral yang bermanfaat bagi kesuburan tanah dan tumbuhan.
Sisa sayuran yang dimaksud disini adalah bagian dari sayuran yang tidak terpakai. Contohnya adalah batang kangkung yang digunakan, batang brokoli, dan bonggol wortel.
Kulit buah juga termasuk sampah organik. Kulit buah yang sering dibuang misalnya kulit papaya, kulit mangga, dan lain sebagainya.
Biji-bijian yang kualitasnya jelek sehingga tidak dimanfaatkan lagi termasuk dalam sampah organik, misalnya biji kacang hijau yang telah membusuk, biji semangka, dan biji nangka.
Kotoran hewan dapat diolah menjadi pupuk kandang yang dapat menyuburkan tanaman, membuat tanah subur dan gembur
Bangkai hewan yang telah terurai juga dapat membantu menyuburkan tanah dan tanaman.
Dampak sampah organik
Dampak negatif sampah organik terbagi menjadi dua, yaitu bagi kesehatan dan lingkungan. Berikut penjelasannya:
Dampak sampah organik bagi kesehatan
Sampah organik yang menumpuk bisa menjadi tempat bersarangnya hewan penyebar penyakit seperti lalat dan lala. Hal ini akan berbahaya bagi kesehatan jika hewan tersebut hinggap di makanan.
Penyakit yang dapat ditimbulkan lalat antara lain tifus, diare, dan kolera. Tikus juga senang bersarang di tempat sampah dan tak jarang pula mencari makan di rumah penduduk.
Perpindahan tikus dari tempat sampah ke rumah penduduk akan menimbulkan perpindahan kuman penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh tikus misalnya leptospirosis dan tipes.
Hewan ternak yang diberi makan sampah organik (misalnya sisa sayuran) dapat terjangkit penyakit. Cacing pita juga dapat menjangkit hewan ternak melalui makanannya. Pengolahan limbah organik sebagai pakan ternak harus benar-benar dipastikan kelayakannya untuk dikonsumsi agar tidak membahayakan kesehatan hewan ternak dan manusia.
Jamur dapat berkembang biak dengan baik di daerah yang lembab, misalnya pada tumpukan sampah. Penyakit yang disebabkan oleh jamur misalnya adalah jamur kulit.
Dampak sampah organik terhadap lingkungan
Selain berbahaya bagi kesehatan, sampah organik juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Dampak sampah organik bagi lingkungan adalah sebagai berikut.
Sampah organik yang dibuang ke sungai, danau, waduk, dan sumber air lainnya dapat mencemari air. Rembesan sampah organik basah ke dalam tanah juga dapat mencemari air tanah.
Matinya beberapa binatang merupakan dampak lanjutan dari tercemarnya sumber air. Ikan dan binatang lain yang menggantungkan hidup dengan sumber air akan terancam mati karena air telah tercemar.
Sampah organik bersifat lunak sehingga tumpukan sampah organik di TPA membuat tanah menjadi tidak stabil dan bisa terjadi longsor sewaktu-waktu.
Tumpukan sampah dapat menimbulkan lingkungan kumuh dengan pemandangan tidak sedap dan dikeliling lalat. Sampah yang berceceran dapat mengurangi keindahan pemandangan dan menjadikan daerah tersebut tidak layak dijadikan tempat tinggal.
Penguraian sampah organik terutama sampah organik basah dapat menimbulkan bau tidak sedap yang dapat mencemari udara. Bila sampah dibuang ke air, maka akan menghasilkan asam organik dan gas organik seperti metana. Metana inilah yang menimbulkan bau tidak sedap dan dapat meledak bila terdapat pada konsentrasi yang tinggi.
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/13/200000069/sampah-organik--pengertian-jenis-contoh-dan-dampaknya