Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Rumah Adat di Pulau Sumatera

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Riau 

KOMPAS.com - Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, baik budaya, suku, ras, dan agama, termasuk rumah adat.

Rumah adat adalah rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi dan tanpa atau sedikit sekali mengalami perubahan.

Berbagai rumah adat tersebut tentunya memiliki keunikan, fungsi, dan ciri khasnya masing-masing. Pulau Sumatera memiliki beragam rumah adat, mulai dari Rumoh Aceh, Rumah Balon, Rumah Gadang, Rumah Selaso Jatuh Kembar, Rumah Kajang Lako, Rumah Limas, Rumah Bubungan Lima, dan Rumah Nuwo Sesat. 

Berikut penjelasan nama-nama rumah adat dari provinsi di Pulau Sumatera, yaitu: 

Rumoh Aceh

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah provinsi yang terletak di paling barat Indonesia. Rumah adat Provinsi Aceh adalah Rumoh Aceh.

Rumoh Aceh merupakan rumah panggung yang memiliki tiga bagian. Biasanya tinggi rumah dari permukaan tanah dibangun dengan jarak sekitar 2 sampai 3 meter.

Ciri khas utama dari Rumoh Aceh ada pada pintu yang tingginya sekitar 120-150 cm saja, sehingga kita harus menunduk saat melewatinya.

Rumah Bolon adalah rumah adat dari Provinsi Sumatera Utara. Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam masyarakat Batak, yaitu Rumah Bolon Toba, Rumah Bolon Simalungun, Rumah Bolon Karo, Rumah Bolon Mandailing, Rumah Bolon Pakpak, Rumah Bolon Angkola. 

Ciri khas rumah Bolon adalah lantainya yang terbuat dari papan dan atap rumah yang terbuat dari ijuk atau daun rumbia. Ruangan pada rumah Bolon terbagi tiga, yaitu jabu bona, jabu soding, dan jabu suhat.

Rumah adat masyarakat minangkabau, Sumatera Barat, dikenal dengan nama Rumah Gadang atau biasa disebut Rumah Bagonjong.

Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dulunya dibuat dari ijuk yang tahan hingga puluhan tahun. 

Rumah tradisional ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan rumah dibuat besar ke atas, tetapi tidak mudah rebah oleh goncangan, dan setiap elemen dari Rumah Gadang memiliki makna tersendiri yang dilatari oleh tambo yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat. 

Rumah adat Riau memiliki beragam nama, mulai dari Rumah Melayu Atap Limas Potong, Rumah Melayu Lipat Kajang, dan Rumah Selaso Jatuh Kembar.

Ciri khas rumah adat ini terdapat pada bentuk atap limas tapi dipotong-potong. Rumah adat ini berbentuk panggung sebagaimana pada umumnya rumah adat di Sumatera.

Tinggi lantai rumah ini sekitar 1,5 meter dari tanah, dengan material utama rumah adalah papan dan kayu.

Rumah adat Jambi dikenal dengan nama Rumah Kajang Lako atau di beberapa daerah tertentu dikenal dengan Rumah Tuo yang berarti rumah tua. Kajang lako merupakan rumah tradisional Jambi berasal dari rumah milik Suku Batin.

Mereka membangun rumah-rumah dengan bentuk memanjang secara terpisah, berjarak sekitar 2 meter, serta menghadap ke jalan. Di belakang rumah dibangun lumbung untuk tempat menyimpan padi hasil panen mereka. 

Rumah Limas adalah rumah adat provinsi Sumatera Selatan yang memiliki atap seperti limas. Rumah Limas memiliki ruangan bertingkat yang disebut Bengkilas (berjenjang) yang hanya dipergunakan pada waktu tuan rumah mengadakan hajat (kenduri atau pertemuan keluarga).

Keseluruhan bengkilas berjumlah lima, dimulai dari teras depan atau beranda sampai ke ruang tengah.

Rumah adat Bengkulu dikenal dengan nama Rumah Bubungan Lima. Ciri khas rumah adat ini terletak pada bentuk atapnya yang tampak seperti bertumpuk-tumpuk.

Selain atapnya yang unik, rumah Bubungan Lima memiliki tiang yang menampung badan rumah. Ada sekitar 15 tiang dengan ukuran kurang lebih 1,8 meter yang menopang rumah ini.

Karena memiliki banyak tiang penopang, maka rumah ini bisa tahan dengan gempa. Keunikan lain rumah ini terletak pada anak tangganya. Anak tangga rumah Bubungan Lima selalu berjumlah ganjil yang berkaitan dengan kepercayaan adat setempat.

Rumah adat dari provinsi Lampung adalah Nuwo Sesat atau Balai Agung. Rumah adat ini adalah memiliki konstruksi bangunan bertingkat atau rumah panggung.

Rumah Nuwo Sesat biasanya dipakai sebagai tempat musyawarah antara marga-marga. Ketika akan masuk ke dalam rumah, harus melalui Jambat Agung atau Lorong Agung.

Jambat Agung atau Lorong Agung adalah nama tangga menuju ke rumah Nuwo Sesat. Ciri khas Rumah Nuwo Sesat adalah adanya lambang Garuda yang melambangkan marga Lampung.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/29/160000469/mengenal-rumah-adat-di-pulau-sumatera

Terkini Lainnya

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Skola
Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Skola
Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Skola
4 Unsur Stratifikasi Sosial

4 Unsur Stratifikasi Sosial

Skola
Arane Panggonan Bahasa Jawa

Arane Panggonan Bahasa Jawa

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke