KOMPAS.com - Kalimat majemuk adalah struktur kalimat yang memiliki lebih dari satu dasar kalimat.
Mengutip Yendra dalam Mengenal Ilmu Bahasa (2018), kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh atau satuan sintaksis, yang disusun dari konstituen dasar, yaitu berupa klausa atau susunan klausa yang membentuk sebuah kesatuan ujaran yang bermakna.
Sementara menurut Dendy Sugono dalam Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik (2019), kalimat majemuk diartikan sebagai kata-kata yang memiliki struktur kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar.
Dalam kalimat majemuk, konjungsi memegang peranan penting. Konjungsi atau kata penghubung, berperan penting untuk menjadi jembatan antardasar kalimat dalam satu kalimat majemuk.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara disebut juga kalimat majemuk koordinatif. Struktur kalimat di dalamnya terdapat paling sedikit dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.
Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
Kalimat majemuk yang menyatakan penjumlahan
Jenis kalimat ini disebut juga aditif atau penambahan. Jenis kalimat ini menggunakan konjungsi yang memperlihatkan hubungan penjumlahan dari kalimat dasar. Contoh konjungsinya yakni dan, serta, lagipula. Contoh:
Kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa
Dalam kalimat jenis ini, meski sudah memakai konjungsi sebagai penghubung antardasar kalimat, tetapi tetap dibutuhkan tanda koma sebagai pembatas. Kalimat ini menggunakan konjungsi yang menghubungan urutan peritiwa, seperti lalu, lantas, terus, dan kemudian.
Contoh kalimat majemuk yang menyatakan urutan peristiwa adalah:
Kalimat majemuk yang menyatakan pemilihan
Jenis kalimat ini ditandai dengan kata penghubung atau. Hubungan pemilihan pada dua atau lebih kalimat dasar juga dapat ditunjukkan dengan kata apa(kah). Contoh:
Kalimat majemuk yang menyatakan pertentangan atau perlawanan
Jenis kalimat ini menghubungkan satu kalimat dasar dengan kalimat dasar yang lain, meski berlainan atau bertentangan. Konjungsi atau kata penghubung yang biasa dipakai dalam kalimat jenis ini contohnya tetapi, melainkan, dan sedangkan. Contoh:
Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis kalimat ini adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu.
Unsur kalimat yang dapat dialihfungsikan, seperti subyek, obyek, atau keterangan. Sehingga, yang membedakan kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat jenis lain adalah keberadaan anak kalimat dan induk kalimat.
Induk kalimat memegang peranan sebagai kalimat dasar inti atau utama. Sedangkan anak kalimat menjadi pengisi salah satu unsur. Berdasarkan perannya, anak kalimat dibagi menjadi:
Anak kalimat keterangan waktu
Anak kalimat ini dapat ditempatkan di posisi awal, akhir, di antara subyek dan predikat, bahkan di antara predikat dan obyek pada induk kalimat. Konjungsi yang digunakan yaitu ketika, waktu, kala, saat, sesaat, tatkala, sesudah, setelah, dan sebelum. Contoh:
Anak kalimat keterangan sebab
Jenis ini mempunyai sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tetapi menyatakan pertalian sebab. Ditandai dengan konjungsi karena, sebab, dan lantaran. Berikut contoh kalimatnya:
Anak kalimat keterangan akibat
Jenis anak kalimat ini menyatakan pertalian akibat. Posisi anak kalimat selalu di akhir, setelah induk kalimat. Ditandai dengan konjungsi atau kata penghubung hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Berikut contoh kalimatnya:
Anak kalimat keterangan syarat
Jenis anak kalimat yang menyatakan pertalian persyaratan. Ditandai dengan konjungsi jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan. Anak kalimat ini dapat diletakkan di bagian mana saja dalam kalimat. Berikut contoh kalimatnya:
Anak kalimat keterangan tujuan
Jenis anak kalimat yang menyatakan pertalian tujuan. Ditandai dengan konjungsi supaya, agar, untuk, dan guna. Berikut contoh kalimatnya:
Anak kalimat keterangan cara
Jenis anak kalimat ini menyatakan pertalian cara. Ditandai dengan konjungsi dengan dan dalam. Anak kalimat jenis ini dapat ditempatkan di bagian mana saja pada kalimat. Contoh:
Anak kalimat pengganti pewatas
Jenis anak kalimat yang berfungsi menyertai nomina objek, subyek, maupun predikat. Anak kalima ini ditandai dengan konjungsi yang atau kata petunjuk itu. Berikut contohnya.
Anak kalimat pengganti nomina
Jenis anak kalimat ini ditandai dengan konjungsi bahwa. Dapat menjadi subyek atau obyek dalam kalimat transitif. Contohnya sebagai berikut.
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini merupakan gabungan penggunaan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Contohnya sebagai berikut:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/103000469/kalimat-majemuk-pengertian-jenis-dan-contoh