Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2023, 21:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Penemuan mumi beku di Pegunungan Alpen Ötztal, yang berbatasan dengan Austria dan Italia, pada tahun 1991 cukup menggemparkan para ilmuwan.

Pasalnya, mumi tersebut diawetkan dengan sangat baik oleh es sehingga tubuh, pakaian, dan peralatannya tidak pernah membusuk selama ribuan tahun.

Setelah itu, ilmuwan pun mulai meneliti tentang mumi yang dinamai Ötzi Si Manusia Es itu, mulai dari ciri-ciri fisiknya, darimana ia berasal, hingga bagaimana ia meninggal.

Benarkah Ötzi meninggal karena dibunuh?

Para ilmuwan belum sepakat tentang bagaimana Ötzi Si Manusia Es meninggal. Dilansir dari Discover Magazine, diketahui Ötzi memiliki dua luka baru di tubuhnya dan beberapa peneliti mengatakan dia dibunuh. Ilmuwan lainnya percaya bahwa Ötzi meninggal karena terjebak dalam badai salju.

Baca juga: Mengenal Ötzi, Si Manusia Es yang Membeku Selama Lebih dari 5.000 Tahun

Berdasarkan analisis isi perutnya, para peneliti memiliki pemahaman tentang bagaimana Ötzi si Manusia Es menghabiskan hari-hari terakhirnya. 

Sebelum meninggal, Ötzi pindah dari tempat yang lebih tinggi di Pegunungan Alpen ke tempat yang lebih rendah. Dia kembali ke ketinggian gletser. Adapun daerah yang ditemukan para pendaki itu dulunya adalah jalur gunung.  

Ilmuwan percaya bahwa Si Manusia Es diserang dua kali saat dia naik dan turun gunung. Dia memiliki luka tusukan di tangannya dan luka robek di tulang selangkanya yang dapat menusuk arteri subklavia kirinya secara fatal.

Siapa Ötzi Si Manusia Es?

Dilansir dari National Geographic, Ötzi adalah sosok bertubuh kurus, memiliki tinggi 157 cm, dan berusia sekitar 46 tahun ketika dia meninggal. 

Baca juga: Seperti Apa Ribuan Mumi Kepala Domba yang Ditemukan di Kuil Mesir?

Awalnya, Ötzi diduga memiliki mata berwarna biru, tetapi analisis genom membuktikan bahwa ia memiliki mata cokelat, rambut cokelat tua, dan memiliki warna kulit khas Mediterania.

Ötzi diketahui bergolongan darah O, tidak toleran laktosa, dan memiliki kelainan genetik langka yang mencegah pembentukan tulang rusuknya yang ke-12. 

Ia menderita gigi berlubang, parasit usus, penyakit Lyme, dan sakit lutut, pinggul, bahu, serta punggung. 

Ötzi telah mematahkan beberapa tulang rusuk dan hidungnya selama masa hidupnya. Lekukan horizontal pada kukunya menunjukkan serangan stres fisik berulang kali, dalam beberapa bulan sebelum kematiannya. 

Baca juga: Bagaimana Orang Mesir Kuno Membuat Mumi?

Secara genetik, Ötzi cenderung mengalami arteriosklerosis dan CT scan menegaskan bahwa ia adalah kasus penyakit jantung tertua yang diketahui di dunia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com