Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2023, 08:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Hiperventilasi merupakan pernapasan yang terjadi sangat cepat atau dalam, biasanya disebabkan oleh kecemasan atau kepanikan.

Sebelumnya, kondisi hiperventilasi dilaporkan dialami oleh 12 penumpang maskapai Asiana Airlines menjelang pendaratan di Bandara Internasional Daegu, Korea Selatan pada Jumat (26/5/2023).

Penyebab hiperventilasi yang dialami para penumpang tersebut, karena pintu darurat dibuka seorang penumpang saat pesawat masih berada di ketinggian.

Hiperventilasi menyebabkan seseorang bernapas sangat cepat dan merasa terengah-engah. Sejatinya, manusia bernapas dengan menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida.

Namun, saat mengalami hiperventilasi, maka pernapasan menjadi lebih cepat, yang kemudian menyebabkan kadar karbon dioksida dalam darah menurun, dikutip dari John Hopkins Medicine.

Penyebab umum hiperventilasi

Kendati demikian, ada beberapa penyebab hiperventilasi, selain seperti yang dialami para penumpang pesawat tersebut.

Baca juga: Apa Saja Penyebab Mata Merah Setelah Bangun Tidur?

Dilansir dari Healthline, Senin (29/5/2023), ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab hiperventilasi. Namun, kondisi yang paling sering terjadi akibat kecemasan, panik, gugup, atau stres, bahkan seringkali bentuknya seperti serangan panik.

Berikut beberapa penyebab hiperventilasi yang perlu diketahui.

  1. Berdarah atau mengalami pendarahan
  2. Overdosis obat (overdosis aspirin, misalnya)
  3. Sakit parah
  4. Kehamilan
  5. Infeksi pada paru-paru
  6. Penggunaan stimulan
  7. Penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau asma
  8. Serangan jantung
  9. Ketoasidosis diabetik (komplikasi gula darah tinggi pada penderita diabetes tipe 1)
  10. Bepergian ke ketinggian lebih dari 6.000 kaki
  11. Cedera kepala
  12. Sindrom hiperventilasi.

Hiperventilasi dapat menyebabkan penurunan jumlah karbon dioksida atau CO2 di dalam tubuh.

Efek apaila tubuh kekurangan karbon dioksida, aka dampaknya pada tubuh dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.

Bahaya hiperventilasi ini bisa menyebabkan suplai darah ke otak berkurang, sehingga dapat menyebabkan gejala seperti pusing dan kesemutan pada jari. Bahkan, efek buruk hiperventilasi yakni dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.

Baca juga: Apa Saja Penyebab Orang Mengigau saat Tidur?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com