Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2023, 09:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Mungkin beberapa dari kita menduga bahwa air minum, termasuk air minum kemasan, tidak memiliki masa kedaluwarsa sehingga aman dikonsumsi setelah disimpan dalam waktu lama. 

Hal ini perlu diperhatikan kembali karena dikhawatirkan ada risiko kesehatan tertentu jika mengonsumsi air minum yang disimpan terlalu lama.

Apakah air minum bisa kedaluwarsa?

Dikutip dari Healthline, sebenarnya, air itu sendiri tidak kedaluwarsa, tetapi air kemasan sering kali memiliki tanggal kedaluwarsa.

Umumnya, bukan ide yang baik untuk meminum air dari botol plastik yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Baca juga: 7 Fakta Menakjubkan tentang Air di Bumi

Pasalnya, plastik dapat mulai larut ke dalam air seiring waktu, mencemari air dengan bahan kimia, seperti antimon dan bisphenol A (BPA).

Jika tertelan secara teratur, senyawa plastik ini dapat menumpuk di dalam tubuh, yang dapat membahayakan kesehatan usus, kekebalan tubuh, dan fungsi pernapasan.

Selain itu, air botolan yang berkarbonasi pada akhirnya bisa menjadi kempes, kehilangan karbonasinya dan membuat air menjadi tidak enak.

Haruskah menggunakan reusable bottle? 

Selain menghemat uang dalam jangka panjang, menggunakan reusable bottle atau botol yang dapat digunakan kembali lebih baik untuk lingkungan. 

Selain itu, ada kekhawatiran jika kita menyimpan air kemasan untuk waktu yang lama, dalam beberapa kasus, dapat menimbulkan potensi risiko kesehatan. 

Baca juga: Danau-danau Terbesar di Dunia Kehilangan Air, Apa Penyebabnya?

Dilansir dari Live Science, banyak botol air yang masih mengandung bahan kimia BPA. Meski efek kesehatan dari BPA masih diperdebatkan, menurut National Institute of Environmental Health Sciences, BPA dapat mengganggu hormon tubuh, yang dikenal sebagai pengganggu endokrin. 

Meskipun botol air plastik merupakan sekali pakai, banyak dari kita yang masih mengisinya kembali. 

Botol-botol ini dapat membocorkan bahan kimia saat digunakan berulang kali atau jika dibiarkan di bawah sinar matahari. 

Panas membantu memecah ikatan kimia dalam plastik dan bahan kimia tersebut dapat berpindah ke dalam air. 

Satu analisis, yang dilakukan oleh State University New York, Fredonia, menemukan bahwa lebih dari 90% air kemasan paling populer di dunia mengandung potongan-potongan kecil plastik, yang dikenal sebagai mikroplastik. 

Baca juga: Revitalisasi Agroforestri Untuk Air, Energi dan Pangan

World Health Organization (WHO) telah menerbitkan laporan yang melihat dampak mikroplastik pada kesehatan manusia. Mereka saat ini menyimpulkan bahwa efek mikroplastik pada kesehatan manusia belum diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com