Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Bambu: Rehabilitasi, Konservasi,dan Ekonomi Hijau

Kompas.com - 09/05/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Aditya Hani

INDONESIA merupakan negara dengan keanekaragaman jenis bambu yang tinggi karena memiliki sekitar 156 jenis bambu, 88 jenis diantaranya merupakan jenis endemik.

Baca juga: Kandungan Nutrisi Bambu, dari Serat hingga Berbagai Vitamin

Bambu juga dikenal sebagai ‘miracle species” karenan mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat. Bambu merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang mempunyai nilai ekonomi tinggi serta berperan dalam pembangunan ekonomi masyarakat di pedesan.

Pada tahun 2019 dilaporkan bahwa luas areal tanaman bambu di seluruh dunia diperkirakan sekitar 30 juta hektar.

Nilai ekonomi bambu bersama rotan diperkirakan mencapai USD 60 milyar, yang terdiri dari kerajinan bambu (22 persen), bambu industri (21 persen), rebung bambu (19 persen), dan furniture bambu (16 persen).

Indonesia merupakan negara eksportir ketiga di dunia setelah China dan Uni Eropa. Upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi dan ekspor bambu di Indonesia terbuka luas karena Indonesia memiliki areal untuk budidaya bambu yang luas. Selain itu masyarakat di Indonesia sudah sangat familiar dengan bambu.

Bambu dan kearifan lokal

Bambu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Pemanfaatan bambu sebagai bentuk kearifan lokal antara lain untuk bangunan adat, alat musik tradisional, perkakas rumah tangga, perlengkapan upacara adat maupun keagamaan maupun dalam pengelolaan lahan.

Baca juga: Apa Itu Bambu, Jenis Rerumputan yang Sering Dikira Pohon?

Masyarakat tradisional sudah mengetahui bahwa bambu mempunyai kemampuan sebagai tanaman penguat lahan-lahan yang berlereng agar tidak mudah longsor.

Pada sistem perladangan kebun-talun di daerah Jawa Barat, bambu berperan penting sebagai salah satu sumber unsur hara tanah serta melindungi tanah pertanian dari kerusakan. Masyarakat juga memanfaatkan bagian bambu sebagai obat tradisional.

Masyarakat dibeberapa daerah memanfaatkan tunas bambu ampel kuning untuk mengobati hepatitis. Akar bambu tali digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, maag, batang bambu digunakan untuk mengobati bekas luka dan mengobati panas dalam.

Rebung bambu juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Jenis bambu yang mempunyai tunas yang enak untuk dimakan yaitu bambu betung, bambu duri, bambu ater, bambu tabah, bambu hitam, bambu ampel hijau dan ampel kuning.

Bambu untuk konservasi Tanah dan Air dan Rehabilitasi

Bambu telah dipercaya sebagai jenis yang baik untuk konservasi tanah dan air. Bambu mudah ditemukan di sekitar mata air dan aliran sungai karena dianggap mampu menjaga keberadaan mata air.

Bambu memiliki tipe perakaran “fibrous’ yaitu perakaran dapat menyebar luas hingga jauh dari batang bambunya. Perakaran tersebut mampu meningkatkan porositas tanah sehingga air hujan dapat masuk kedalam tanah secara maksimal.

Perakaran bambu yang saling berikatan dan membentuk semacam jaring mengikat tanah sehingga tidak mudah tererosi. Seresah daun bambu yang tebal melindungi tanah dari jatuhan air hujan sehingga tidak mudah rusak.

Baca juga: Khasiat Rebung, Rimpang Muda Bambu untuk Makanan dan Obat

Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai kondisi lahan asalkan jenis yang dipilih sesuai.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com