Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2023, 14:05 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Kehidupan yang ada di laut masih belum banyak dieksplorasi. Hal ini membuat para peneliti memulai inisiatif global yang ambisius untuk menemukan dan merekam kehidupan laut yang tersembunyi di lautan dunia.

Proyek tersebut kemudian dinamai Ocean Cencus.

Baca juga: 4 Hewan Paling Pintar di Laut, Gurita hingga Berang-berang Laut

Proyek Ocean Cencus

Misi ini bertujuan untuk mengidentifikasi 100.000 spesies yang sebelumnya tidak diketahui dalam 10 tahun ke depan. Dengan begitu para ilmuwan bisa lebih memahami dan melindungi ekosistem laut dalam.

Selama ini ada kesenjangan besar dalam pengetahuan mengenai kedalaman laut. Dari 2,2 juta spesies yang diyakini ada di lautan Bumi, hanya 240.000 yang telah dideskripsikan oleh para ilmuwan.

Mengutip CNN, Selasa (2/4/2023) inisiatif ini dibangun di atas proyek-proyek sebelumnya yang sudah ada seperti Cencus of Marine Life, yang berakhir pada tahun 2010 dan berhasil mengidentifikasi 6.000 spesies laut baru yang potensial.

Baca juga: Berapa Lama Gajah Laut Tidur?

Dalam Ocean Cencus, para ahli akan menggunakan kemajuan teknologi termasuk pencitraan bawah air beresolusi tinggi, pembelajaran mesin, dan pengurutan DNA yang terkandung dalam air laut.

Menurut ahli biologi yang juga profesor biologi konservasi di Universitas Oxford di Inggris, Alex Rogers, inovasi tersebut akan membantu mempercepat kecepatan dan skala penemuan bentuk kehidupan baru.

"Saya berhatap 10 tahun lagi, kita akan membuat beberapa penemuan ilmiah yang luar biasa, mungkin ekosistem yang benar-benar baru," ungkap Rogers.

Bantuan kemajuan teknologi terbaru

Kemajuan teknologi juga akan membantu ilmuwan dalam menggambarkan spesies baru. Biasanya para ilmuwan membutuhkan setidaknya satu tahun untuk secara definitif menggambarkan suatu spesies pasca penemuan.

Tapi jenis teknologi baru membuat lebih mudah bagi mahluk laut untuk dipelajari di habitat asilinya.

Itu termasuk alat seperti pemindaian laser bawah air yang dapat memindai mahluk seperti ubur-ubur yang sulit dipelajari di darat.

“Anda sekarang dapat melihat (makhluk) di kolom air dan melihat apa morfologinya dan mempelajarinya secara in situ,” kata Jyotika Virmani, direktur eksekutif Schmidt Ocean Institute di Palo Alto, California, yang akan berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

Semua organisme hidup, termasuk manusia, menyebarkan materi genetik ke lingkungan, dan proyek ini juga akan menggunakan teknik baru dan mudah diakses untuk mengambil sampel DNA yang ditularkan melalui air untuk mendeteksi dan melacak spesies.

Baca juga: Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Bantu merespons perubahan iklim

Ocean Cencus nantinya juga akan membantu mengidentifikasi bagaimana ekosistem laut merespons krisis iklim, dan menilai bagaimana kehidupan laut dapat beradaptasi dengan iklim yang lebih hangat.

Proyek ini dipimpin oleh Nekton, sebuah lembaga konservasi dan sains kelautan yang berbasis di Inggris, dan didanai oleh The Nippon Foundation, sebuah yayasan nirlaba yang berbasis di Jepang.

Harapannya, proyek akan melibatkan kapal swasta dan individu. Sedangkan data dan informasi yang dikumpulkan akan dapat diakses secara terbuka oleh para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan publik untuk penggunaan nonkomersial.

Baca juga: Apakah Satwa Laut Juga Buang Air Kecil?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

Oh Begitu
Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Fenomena
Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Oh Begitu
Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com