Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2023, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kasus ular piton menyerang dan memakan manusia beberapa kali terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. 

Merangkum BBC, pada tahun 2017, seekor ular piton atau sanca kembang dengan panjang mencapai tujuh meter di Desa Salubiro, Karossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, dilaporkan memangsa seorang petani kelapa sawit di desa tersebut. 

Kemudian, di tahun 2018, seorang perempuan berusia 54 tahun asal Muna, Sulawesi Tenggara, ditemukan dalam tubuh seekor ular sanca sepanjang tujuh meter.

Belum lama, tepatnya di tahun 2022, seorang wanita berusia 52 tahun di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi, ditemukan tewas di dalam perut ular piton.

Baca juga: Pecahkan Rekor, Ular Piton Burma Bertelur Sebanyak 96 Buah di Florida

Berikut adalah penjelasan ahli mengenai fenomena ular memakan manusia.

Ular jarang memakan manusia

David Penning, asisten profesor biologi di Missouri Southern State University mengatakan, di lingkungan alami, fenomena ular memakan manusia sangat jarang terjadi. 

Dilansir dari Live Science, kasus-kasus ular raksasa liar yang mengincar manusia sebagai mangsa meningkat saat manusia mengambil lebih banyak habitat satwa liar untuk menciptakan lahan pertanian dan pemukiman.

Dengan demikian, masyarakat yang tinggal di dekat hutan hujan lebih mungkin untuk berdampingan dengan ular liar.

Baca juga: Kapan Ular Mengganti Kulitnya?

Bagaimana ular memakan manusia?

Ular sanca batik berburu di area yang berbau seperti mangsanya. Kemudian, ular sebagai pemburu penyergap menunggu mangsa datang sebelum menyerang dengan gigi melengkung dan melilitkan tubuh kuat mereka di sekitar korban, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan kematian.

Namun, bagi ular, menelan seluruh mangsanya lebih mudah dilakukan dengan mangsa khas ular, seperti hewan pengerat, rusa, babi hutan dan bahkan monyet, dibandingkan dengan manusia, kata Brad Moon, profesor biologi di University of Louisiana, Lafayette. 

Pasalnya, mudah bagi ular untuk melebarkan rahangnya untuk menelan binatang yang kecil atau yang secara bertahap bertambah besar ukurannya dari kepala hingga bokong. 

Sebaliknya, bahu manusia yang berbentuk persegi mungkin menyulitkan ular untuk menggerakkan mulutnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Ular Menelan Hewan yang Sangat Besar?

Dengan halangan bahu ini, serta ukuran besar beberapa manusia, ular sanca umumnya tidak menyerang manusia.

Tetapi, jika manusianya berukuran kecil dan ular pitonnya besar, mungkin panjangnya lebih dari 6 m, ada kemungkinan ular tersebut dapat membunuh dan kemudian memakan manusia.

Ular juga memiliki sistem pencernaan yang sangat unik, yang dapat mengembangkan banyak energi untuk meningkatkan kapasitas pencernaannya. Dengan demikian, ular dapat mencerna segalanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

Oh Begitu
Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Fenomena
Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Oh Begitu
Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com