Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/04/2023, 20:01 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kita tak jarang melihat berita tentang kasus penipuan bahkan pembunuhan yang berakar pada kecanduan terhadap judi.

Judi dapat merangsang sistem penghargaan di otak seperti halnya narkoba atau alkohol, yang menyebabkan kecanduan.

Seseorang yang kecanduan judi mungkin terus mengejar taruhan yang bisa menyebabkan kerugian, menghabiskan tabungan, dan menimbulkan hutang. 

Dilansir dari Scientific American, saat ini, para peneliti sepakat bahwa dalam beberapa kasus, perjudian adalah kecanduan yang sebenarnya. 

Baca juga: Kenapa Orang Sangat Senang Bergosip?

Sebelumnya, komunitas psikiatri umumnya menganggap perjudian patologis sebagai paksaan daripada kecanduan. 

Di tahun 1980-an, saat memperbarui Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), American Psychiatric Association (APA) secara resmi mengklasifikasikan perjudian patologis sebagai gangguan kontrol impuls.

Kemudian, asosiasi tersebut memindahkan perjudian patologis ke bab kecanduan dalam edisi terbaru manual, DSM -5.

Kenapa orang bisa kecanduan judi?

Judi menjadi candu ketika penggunaannya menjadi kompulsif dan lepas kendali. 

Dilansir dari BBC, kecanduan ini berasal dari dua jalur 'hadiah' terpisah di otak yang memengaruhi perilaku kita, yakni menyukai dan menginginkan. 

Baca juga: Kenapa Orang Suka Mendengarkan Lagu Sedih?

Menyukai merujuk pada kesenangan yang spontan seperti kita yang senang saat makan coklat, sedangkan menginginkan adalah keinginan kita untuk memiliki coklat tersebut.

Menginginkan sesuatu memotivasi kita untuk membuat kita menginginkan sesuatu dan melakukannya berulang kali.

Intinya, kecanduan dapat dengan mudah dilihat sebagai pemasangan kembali sistem penghargaan ini.

Ketika seseorang kecanduan judi, sistem keinginan dan kesukaan ini tidak lagi terjalin. Keinginan tetap konstan, tetapi perasaan menyukai apa yang kita dapatkan justru berkurang. 

Orang yang kecanduan perlu melakukan lebih banyak perilaku untuk mendapatkan kesenangan yang sama. 

Baca juga: Kenapa Orang Melakukan Bullying?

Faktor-faktor tertentu juga bisa membuat beberapa orang lebih berisiko mengalami kecanduan, seperti memiliki anggota keluarga yang juga kecanduan atau menghadapi stres. 

Sebuah studi menggunakan pemindaian otak menunjukkan penjudi yang bermasalah mungkin memiliki kontrol impuls yang lebih rendah daripada populasi umum.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com