Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/03/2023, 08:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Fenomena Gerhana Matahari Hibrida akan menghampiri Indonesia pada 20 April mendatang.

Gerhana Matahari, seperti dikutip dari situs resmi Edukasi Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tidak dapat terjadi setiap bulan.

Alasannya, karena orbit Bulan memiliki kemiringan sebesar 5 derajat. Namun, fenomena gerhana matahari ini dapat terjadi antara 1-5 kali dalam setahun di seluruh Bumi.

Menurut Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang, dikutip dari halaman Edusains BRIN, sepanjang tahun 2023, terdapat sedikitnya 12 kali fase Bulan Baru dengan dua fase Bulan Baru yang bertepatan dengan fenomena Gerhana Matahari Hibrida.

Pengertian gerhana matahari

Lantas, apa sebenarnya fenomena gerhana matahari itu?

Dilansir dari Space, Jumat (31/3/2023), gerhana matahari adalah fenomena yang terjadi pada saat Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, yang menimbulkan bayangan di atas Bumi.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Gerhana Bulan Total?

Seperti disampaikan sebelumnya, gerhana matahari hanya terjadi selama fase Bulan Baru, yang biasanya terjadi sekitar 2 kali dalam setahun.

Menurut NASA, fenomena ini terjadi saat Bulan menyelaraskan dirinya, sehingga gerhana matahari ini pun terjadi.

Jenis gerhana matahari

Fenomena gerhana matahari terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, yang kemudian menyebabkan bayangan di Bumi yang sepenuhnya atau sebagian menghalangi cahaya Matahari di beberapa wilayah di planet ini.

Ada beberapa jenis gerhana matahari yang terjadi di Bumi, di antaranya sebagai berikut.

  • Gerhana Matahari Cincin

Gerhana Matahari Cincin adalah salah satu jenis gerhana matahari yang seringkali menarik perhatian banyak pemburu fotografi.

Fenomena Gerhana Matahari Cincin atau annular ini terjadi ketika Bulan melewati antara Matahari dan Bumi, tetapi saat berada pada atau dekat titik terjauhnya dari Bumi, dikutip dari NASA Solar System.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Kulminasi Matahari yang Terjadi di Indonesia?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com