Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2023, 14:00 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Oleh: Geneviève Beaulieu-Pelletier

SIAPA sih diantara kita yang tidak pernah tertawa terbahak-bahak saat teman kita jatuh tersandung jalan, kepala terjedot dinding, ataupun salah langkah saat naik tangga?

Baca juga: Penyakit Langka, Wanita Ini Terjatuh Setiap Tertawa

Saya akan jadi orang pertama yang mengakui sering melakukan kebiasaan buruk ini. Jadi saya akan menggunakan momen ini untuk sekali lagi meminta maaf kepada teman kerja saya, Janie, karena telah tertawa terbahak-bahak karena melihat dia jatuh dalam slow motion, sambil sedikit terkejut melihat dia memegang kakinya yang kesakitan.

Keteledoran, hilangnya keseimbangan, dan kejatuhan – adalah bagian dari acara Charlie Chaplin’s adventures, burlesque performances, dan America’s funniest home videos yang menampilkan banyak video tentang anak kecil yang terjatuh maupun orang orang yang terjebak dalam sesuatu.

Dari ketiga acara inilah kita sering tertawa kencang bahkan seringkali tidak terkontrol.

Tetapi bukankah kita seharusnya merasa kasihan terhadap orang-orang yang kita tertawakan tersebut karena mereka pasti merasa malu dan pastinya rasa sakit?

Tenanglah, ternyata rasa ingin tertawa kita bukan menunjukkan bahwa kita tidak punya empati ataupun menunjukkan bahwa kita adalah orang yang sadis.

Sebagai seorang psikolog klinis yang memiliki keahlian dalam bidang pengontrolan emosi, saya akan menjelaskan mengenai berbagai aspek dari situasi ini yang mungkin merangsang keinginan kita untuk ketawa.

Baca juga: Mengapa Kita Tertawa Saat Digelitik? Sains Jelaskan

Ketidakpastian dan keanehan

Hal pertama yang membuat kita ketawa adalah rasa kaget itu sendiri, khususnya rasa kaget melihat orang yang tertimpa sesuatu di saat mereka berpikir bahwa semua situasi berada di kendali mereka.
Ketidakpastian inilah yang membuat kita terkejut dan membuat kita melihat situasi yang tadinya bisa diprediksi menjadi tidak.

Keanehan dari situasi tersebut menunjukkan kesalahan dari prediksi kita, kita memprediksi bahwa adegan X akan menghasilkan adegan Y, tapi ternyata adegan x malah menghasilkan adegan Z. Kita membuat kesalahan dalam prediksi mengenai hal yang akan terjadi dan akhirnya situasi menjadi tidak koheren.

Tertawa terhadap situasi tersebut adalah cara bagi kita untuk mengakhiri keanehan yang terjadi dengan memformulasikan sebuah tindakan yang lebih koheren dan konyol terhadap apa yang terjadi.

Ekspresi wajah

Ilustrasi seseorang terjatuhShutterstock/CGN089 Ilustrasi seseorang terjatuh

Menghadapi hal yang mengagetkan dan tidak pasti mendorong otak kita untuk mencari informasi agar diri kita dapat menginterpretasi apa yang terjadi dan bereaksi dengan cara yang sesuai.

Pesan apa yang bisa kita ambil dari ekpresi seseorang yang baru saja jatuh? Reaksi kita akan bergantung pada jawaban dari pesan yang kita olah.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kita Tertawa saat Geli?

Sebuah studi mengeksplorasi hal ini dengan menggunakan partisipasi beberapa orang untuk melihat 210 foto yang berisi 3 tipe ekpresi:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com