KOMPAS.com - Beberapa saat lalu, peneliti berhasil mengidentifikasi wujud elang raksasa yang pernah hidup di muka Bumi ini pada 50.000 tahun yang lalu.
Berdasarkan sisa-sisa fosil yang ditemukan di Australia Selatan, predator raksasa itu pun diberi nama Dynatoaetus gaffae.
Burung raksasa tersebut termasuk dalam anggota Accipitridae, keluarga burung pemangsa kecil hingga besar yang mencakup elang, dan burung nasar dunia Lama.
Seperti dikutip dari Sci-News, Senin (20/3/2023) elang raksasa itu hidup di Australia selama zaman Pleistosen, antara 700.000 hingga 50.000 tahun yang lalu.
Wujud elang raksasa, Dynatoaetus gaffae memiliki lebar sayap hingga 3 meter dan cakar raksasa sepanjang 30 cm yang kuat untuk menangkap seekor kanguru. Itu menjadikannya burung pemangsa terbesar yang pernah hidup di benua Australia.
Baca juga: Seperti Apa Wujud Penguin Raksasa yang Pernah Hidup di Bumi?
Kendati tergolong berukuran besar dibandingkan dengan kebanyakan elang yang masih hidup, tetapi wujud Dynatoaetus gaffae masih lebih kecil dari individu terbesar yang diketahui juga telah punah.
Di antaranya seperti elang Haast (Hieraaetus moorei) dari Selandia Baru dan Gigantohierax suarezi dari Kuba.
"Dynatoaetus gaffae lebih besar dari elang lain dari benua lain, dan hampir sebesar elang terbesar di dunia yang pernah ditemukan di pulau Selandia Baru dan Kuba, termasuk elang Haast Selandia Baru seberat 13 kg yang telah punah," kata Dr. Trevor Worthy, ahli paleontologi di Flinders University.
Penemuan burung purba ini pun mengungkapkan bahwa keluarga burung yang luar biasa ini dulunya jauh lebih beragam di Australia. Selain itu, ternyata raptor juga terkena dampak kepunahan massal yang memusnahkan sebagaian besar megafauna Australia.
Baca juga: Seperti Apa Wujud Ular yang Dinamai Leonardo DiCaprio dari Hutan Panama?
"Dynatoaetus gaffae yang baru-baru ini dideskripsikan adalah genera baru raptor yang unik di Australia, masing-masing mirip elang dan burung nasar yang ada hingga sekitar 50.000 tahun lalu,” papar Dr. Ellen Mather, yang juga merupakan ahli paleontologi di Flinders University.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.