KOMPAS.com - Garam atau natrium klorida umumnya digunakan sebagai perasa untuk memberikan rasa asin pada makanan.
Selain itu, garam juga dimanfaatkan sebagai pengawet karena bakteri tidak dapat berkembang dengan adanya garam dalam jumlah tinggi.
Melansir Harvard School of Public Health, tubuh kita membutuhkan sejumlah kecil natrium untuk melakukan impuls saraf, berkontraksi dan mengendurkan otot, serta menjaga keseimbangan air dan mineral.
Namun, konsumsi garam terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan karena dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit.
Menurut World Health Organization (WHO), konsumsi sodium perlu dibatasi hingga 2.400 mg atau sekitar 1 sendok teh per hari.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengurangi Garam untuk Kesehatan Jantung?
Dilansir dari Verywell Fit, semua garam mengandung jumlah natrium yang sama, namun masing-masing garam berbeda dalam rasa, tekstur, dan kandungan mineral lainnya.
Perbandingan berbagai jenis garam berikut akan membantu kita menentukan garam terbaik untuk dikonsumsi.
Garam meja, juga dikenal sebagai garam beryodium, adalah garam halus yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan.
Karena garam meja ditumbuk hingga halus, zat anti-caking ditambahkan untuk memastikan garam tidak menggumpal. Beberapa garam meja juga telah menambahkan gula dan bahan tambahan lainnya.
Baca juga: Kenapa Garam Bisa Membunuh Siput?
Garam meja mengandung sekitar 97–99 pers natrium klorida (NaCl). Yodium juga ditambahkan untuk mencegah kekurangan yodium.
Jika kita ingin mengurangi asupan natrium, penting untuk tetap memenuhi asupan yodium dengan sumber makanan lain n, seperti telur, produk susu , ikan, dan rumput laut.
Garam kosher adalah garam yang kasar dan bersisik. Saat digunakan untuk memasak, garam jenis ini dapat menambah tekstur renyah.
Dibandingkan dengan garam meja, garam kosher murni biasanya tidak mengandung aditif seperti bahan anti-caking dan yodium.
Per sendok teh, garam kosher umumnya memiliki natrium kurang dari 1 sendok teh garam meja. Tetapi, karena garam kosher memiliki butiran yang lebih kasar, jadi lebih sedikit garam yang bisa ditakar dengan sendok.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Terlalu Banyak Makan Garam?
Garam laut diproduksi dengan menguapkan air laut dan dapat berbentuk butiran halus atau kristal besar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.