TAK perlu diragukan bahwa sains merupakan satu dari sekian banyak mahakarya pemikiran manusia. Namun dari menyimak sejarah sains ternyata yang berjasa bagi sains bukan terbatas hanya manusia tetapi juga satwa.
Tanpa observasi terhadap kesehatan para pemeras susu sapi yang terbukti kebal terhadap serangan penyakit smallpox alias cacar, rasanya sulit bahkan mustahil Dr Edward Jennner menemukan vaksin cacar yang telah tercatat dengan tinta emas pada lembaran sejarah peradaban kesehatan karena telah berjasa menyelamatkan jutaan nyawa manusia.
Tanpa peran serta anjing pada laboratorium eksperimen psikologis Rusia, kemungkinan besar Ivan Petrovich Pavlov tidak berhasil mengembangkan psikologi conditioning yang sangat berpengaruh terhadap ilmu perilaku yang kini berkembang menjadi neurologi serta ilmu-ilmu kognitif bahkan ke ranah politik sebagai metode cuci otak tidak pernah ditemukan.
Sama halnya dengan ornitolog Konrad Lorenz tidak akan menerima anugerah Nobel apabila tidak pernah hidup bersama anak-anak itik yang baru menetas yang menganggap Lorenz sbg induk mereka. Hal itu tertulis dalam buku legendaris berjudul Das sogennante Boese yang memengaruhi saya sehingga kerap menggunakan istilah “apa yang disebut sebagai”.
Baca juga: Fosil Kecoak dalam Batu Ambar Ini Ditemukan Bersama Spermanya
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini milik prokariota dan domain yang sangat kecil (mikroskopik), dan memiliki peran besar dalam kehidupan di Bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat di bidang makanan, obat, dan industri.
Ethologi mustahil berkembang tanpa peran serta perilaku simpanse yang diamati oleh Jane Goodall dan gorila yang diobservasi oleh Dian Fossey.
Denikian pula sociobiologi sulit berkembang tanpa pengamatan para entomolog terhadap perilaku para serangga sosial seperti semut, rayap, dan lebah.
Simpanze dan dolfin sangat berjasa mendukung manusia mengembangkan zoolinguistik sementara secara khusus gurita menyadarkan manusia bahwa ternyata masih ada jenis kecerdasan di luar kecerdasan manusia.
Darah biru belangkas berjasa sebagai pelengkap bahan uji coba laboratorial terhadap pembuatan vaksin agar aman terhadap manusia. Peran tikus dan kelinci sebagai hewan uji coba labiratorial sedemikian hakiki hingga memahirkan istilah tikus percobaan dan kelinci percobaan yang dikorbankan demi kepentingan manusia.
Baca juga: Semakin Keras Upaya Mendapatkan Vaksin Corona, Semakin Banyak Kepiting Belangkas Diperas Darahnya
Di masa remaja saya tertarik untuk memelihara kecoak sebagai upaya secara organoleptik mempelajari mahluk hidup yang paling lama mampu bertahan hudup sepanjang sejarah planet Bumi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.