Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Patahan Bumi Pemicu Gempa di Banyak Negara, Termasuk Turkiye-Suriah?

Kompas.com - 09/02/2023, 16:05 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Gempa Turkiye-Suriah berkekuatan M 7,8 terjadi pada 6 Februari lalu disebabkan oleh Patahan Anatolia sepanjang 100 Km.

Gempa kuat ini tak hanya merusak banyak bangunan dan gedung di Turkiye dan Suriah. Tercatat, korban jiwa akibat gempa Turkiye telah mencapai 12.000 orang.

Wilayah Turkiye dan Suriah berada di zona dengan aktivitas seismik yang berbahaya dan sangat rentan gempa bumi. Kedua negara ini berada di persimpangan tiga lempeng tektonik Bumi yang cukup besar.

Di antaranya lempeng tektonik Afrika, Anatolia dan Arab, sedangkan penyebab gempa Turkiye-Suriah pada 6 Februari lalu, terjadi akibat retakan atau patahan antara lempeng Anatolia dan Arab.

Gempa bumi yang disebabkan oleh patahan atau retakan Bumi ini juga terjadi di negara-negara yang berada di kawasan lempeng tektonik, tak terkecuali Indonesia.

Lantas, apa itu patahan Bumi yang selalu jadi pemicu gempa-gempa merusak dan terkadang mematikan di banyak negara?

Baca juga: Apa Itu Sesar Gempa yang Sering Jadi Penyebab Gempa Bumi di Indonesia?

Dilansir dari Live Science, Kamis (9/2/2023), patahan adalah retakan di kerak bumi, di mana bebatuan di kedua sisi retakan yang saling bergeser satu sama lain.

Retakan atau patahan di kerak bumi ini terkadang kecil, dengan gerakan yang nyaris tidak tampak di antara lapisan bebatuan. Akan tetapi, patahan juga bisa sepanjang ratusan kilometer.

Patahan bumi yang cukup panjang seperti pada Patahan San Andreas di California dan Patahan Anatolia di Turkiye. Kedua patahan ini bisa terlihat jika diamati dari luar angkasa.

Jenis patahan Bumi

Selain itu, menurut Nicholas van der Elst, seismolog di Columbia University's Lamont-Doherty Earth Observatory, Palisades, New York, patahan bumi yang sering memicu gempa bumi ini terdiri dari tiga jenis, yakni sesar geser (strike-slip), sesar normal dan sesar dorong (thrust).

Setiap jenis patahan bumi ini adalah hasil dari kekuatan yang berbeda yang mendorong atau menarik kerak bumi, yang dapat menyebabkan batuan meluncur ke atas atau ke bawah atau melewati satu sama lain.

Baca juga: Apa Itu Cincin Api Pasifik yang Membuat Wilayah Indonesia Sering Gempa?

Jenis patahan strike faultunej.ac.id Jenis patahan strike fault

1. Patahan strike-slip

Patahan ini terjadi saat batuan meluncur melewati satu sama lain secara horizontal, dengan sedikit atau tanpa gerakan vertikal. 

Patahan San Andreas dan Patahan Anatolia yang bergeser pada saat gempa Februari 2023 di Turkiye adalah jenis sesar strike-slip.

2. Patahan normal

Jenis patahan atau sesar ini menciptakan ruang, dua blok kerak terpisah, meregangkan kerak bumi dalam lembah.

Provinsi Range di Amerika Utara dan Zona Celah Afrika Timur adalah dua wilayah dengan jenis sesar yang terkenal dengan patahan ini. Patahan normal ini menyebar ke luar kerak bumi.

3. Patahan thrust

Patahan terbalik atau yang juga disebut sesar dorong (thrust), bergerak dengan menggeser satu blok kerak di atas yang lain. Patahan ini umumnya ditemukan di zona tumbukan, di mana lempeng tektonik mendorong pegunungan seperti Himalaya dan Pegunungan Rocky.

Pada patahan strike-slip biasanya bergerak vertikal, sedangkan patahan normal dan thrust sering membentuk sudut terhadap permukaan bumi.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Bulan Bercincin yang Disebut Halo?

Gaya sesar atau patahan bumi yang berbeda juga dapat digabungkan dalam satu peristiwa, dengan satu sesar bergerak baik dalam gerakan vertikal maupun menggeser satu sama lain selama gempa bumi.

Semua sesar atau patahan tersebut berkaitan dengan pergerakan lempeng tektonik Bumi, dan patahan terbesar menandai batas antara dua lempeng.

Jika dilihat dari atas, maka patahan tersebut akan tampak sebagai zona deformasi yang luas, dengan banyak patahan yang terjalin menjadi satu.

"Batas lempeng tektonik selalu tumbuh dan berubah, jadi patahan ini berkembang menjadi rumit dan berbelok saat saling bergeser satu sama lain, yang menghasilkan lebih banyak patahan," kata van der Elst.

Batas lempeng, di mana satu lempeng tektonik terbenam di bawah yang lain disebut zona subduksi. Zona subduksi dapat menyebabkan beberapa gempa kuat di Bumi.

Misalnya, gempa Tohoko 2011 di Jepang dan gempa Aceh 2004 di Indonesia yang terjadi di lepas pantai Indonesia. Gempa-gempa bumi tersebut terjadi karena pecahnya patahan atau sesar thrust di zona subduksi.

Baca juga: Apa Itu Modifikasi Cuaca yang Dilakukan untuk Cegah Cuaca Ekstrem di KTT G20 Bali?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com