Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/02/2023, 19:00 WIB


KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, infeksi amoeba pemakan otak menarik perhatian dunia, setelah seorang pria Korea Selatan dilaporkan meninggal dunia karena penyakit tersebut.

Infeksi amoeba pemakan otak adalah infeksi otak yang langka, bahkan belum ada obatnya. Namun, belum lama ini, sebuah studi menunjukkan keberhasilan perawatan infeksi yang disebutkan oleh amoeba pemakan otak.

Menariknya, seperti diberitakan Live Science, Selasa (7/2/2023), obat yang berhasil mengobati infeksi tersebut merupakan obat yang biasanya digunakan untuk merawat pasien infeksi saluran kemih (ISK).

Dalam studi yang dilaporkan di majalah Science, menunjukkan bahwa obat berusia puluhan tahun yang digunakan untuk mengobati ISK dapat bekerja untuk infeksi amoeba pemakan otak yang telah membunuh banyak orang.

Hasil yang menjanjikan dari obat ini ditunjukkan dalam studi kasus yang diterbitkan bulan Januari di jurnal Emerging Infectious Diseases.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Amoeba Pemakan Otak yang Muncul di Korea Selatan?

 

Studi ini dilakukan pada pria berusia 54 tahun yang otaknya telah dimasuki amoeba Balamuthia mandrillaris.

Menurut CDC, organisme bersel tunggal tersebut hidup di debu, tanah dan air dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kulit dan paru-paru saat terhirup.

Amoeba tersebut kemudian menyusup ke aliran darah dan berjalan ke otak, lalu memicu infeksi yang sangat langka yang disebut "ensefalitis amuba granulomatosa", dan infeksi ini telah membunuh sekitar 90 persen orang yang terkena.

CDC mencatat bahwa penyakit infeksi amoeba tersebut mungkin tampak ringan pada awalnya, namun bisa menjadi lebih parah selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Sebelum didiagnosa mengidap infeksi amoeba pemakan otak, pria dalam studi tersebut awalnya dirawat di rumah sakit California Utara karena kejang yang tidak dapat dijelaskan. Melalui pemeriksaan MRI menunjukkan massa di sisi kiri otaknya terdapat pembengkakan.

Baca juga: Bagaimana Cara Amoeba Pemakan Otak Bisa Masuk ke Otak?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apa Itu Fenomena Equinox?

Apa Itu Fenomena Equinox?

Fenomena
Apa yang Membuat Bayam Sangat Sehat?

Apa yang Membuat Bayam Sangat Sehat?

Oh Begitu
ChatGPT dan 'Dr Google' Ditanya Tentang Kanker, Apa Jawabannya?

ChatGPT dan "Dr Google" Ditanya Tentang Kanker, Apa Jawabannya?

Fenomena
Kenapa Kita Membuka Mulut Saat Menggunakan Maskara?

Kenapa Kita Membuka Mulut Saat Menggunakan Maskara?

Kita
Benarkah Unta Menyimpan Air di Punuknya?

Benarkah Unta Menyimpan Air di Punuknya?

Oh Begitu
Mengapa Gurun Menjadi Sangat Dingin di Malam Hari?

Mengapa Gurun Menjadi Sangat Dingin di Malam Hari?

Fenomena
5 Sisi Gelap Revolusi Industri Abad Ke-18

5 Sisi Gelap Revolusi Industri Abad Ke-18

Fenomena
Apakah Gurun Sahara Bisa Menghijau Lagi Seperti Ribuan Tahun Lalu?

Apakah Gurun Sahara Bisa Menghijau Lagi Seperti Ribuan Tahun Lalu?

Fenomena
Tragedi Akademisi

Tragedi Akademisi

Fenomena
Kenapa Manusia Memiliki Rambut Kemaluan?

Kenapa Manusia Memiliki Rambut Kemaluan?

Kita
Apa Penyebab Merinding Menurut Sains?

Apa Penyebab Merinding Menurut Sains?

Kita
Kecondang: Solusi Bahan Pangan

Kecondang: Solusi Bahan Pangan

Kita
Kenapa Orang Suka Mendengarkan Lagu Sedih?

Kenapa Orang Suka Mendengarkan Lagu Sedih?

Kita
Sejak Kapan Revolusi Industri Dimulai dan Mempengaruhi Dunia?

Sejak Kapan Revolusi Industri Dimulai dan Mempengaruhi Dunia?

Fenomena
Apa Warna Bercak Darah Tanda Kehamilan?

Apa Warna Bercak Darah Tanda Kehamilan?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+