Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Rasa Cemas Bisa Lebih Buruk saat Malam Hari?

Kompas.com - 05/02/2023, 10:03 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cemas menjadi bagian normal dari kehidupan, misalnya saat akan menghadapi ujian atau situasi tertentu yang tidak nyaman.

Tetapi begitu kecemasan menjadi persisten dan berulang, ini merupakan bentuk dari kondisi yang disebut dengan gangguan kecemasan umum dan bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari seseorang.

Baca juga: Ketahui Manfaat Latihan Fisik, dari Menurunkan Tekanan Darah hingga Meredakan Cemas

Kecemasan juga bisa menganggu tidur. Berdasarkan penelitian tahun 2022 yang dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine Reviews, sekitar 50 persen orang dengan gangguan kecemasan juga mengalami masalah tidur.

Tapi mengapa kecemasan ini bisa menjadi lebih buruk di malam hari hingga menganggu kualitas tidur seseorang?

Mengutip Live Science, Jumat (3/2/2023) salah satu alasan kecemasan dapat memburuk di malam hari adalah karena seseorang hanya memiliki sedikit saluran untuk mengeluarkan kecemasan mereka.

Baca juga: Apa Perbedaan ADHD dan Kecemasan pada Anak-anak?

"Pada siang hari, orang sibuk dengan pekerjaan, kewajiban dan keluarga. Banyak orang dengan kecemasan akhirnya menyalurkan kelebihan energi mereka ke dalam hal yang produktif," kata Charissa Chamorro, psikolog klinis dengan spesialisasi kecemasan dan gangguan tidur berbasis di New York.

Tetapi pada malam hari, orang melambat dan memiliki lebih sedikit gangguan yang menyebabkan peningkatan kecemasan.

Dan hal ini tidak hanya terbatas pada orang yang mengalami gangguan kecemasan saja melainkan ada kemungkinan terjadi terhadap orang pada umumnya.

Hal tersebut ditunjukkan oleh sebuah studi pada tahun 2015 yang diterbitkan di International Journal of Psychophysiology yang menemukan bahwa orang tanpa gangguan kecemasan yang diperlihatkan rangsangan rasa takut yang sama di siang hari dan malam hari menunjukkan respon ketakutan yang meningkat di malam hari.

Tetapi bagi orang yang mengalami stres atau kecemasan kronos, faktor lain mungkin memengaruhi mengapa kecemasan menjadi lebih buruk di malam hari.

"Umumnya, saat kita mengalami stres atau merasakan ancaman, tubuh memproduksi adrenalin dan kortisol yang memungkinkan kita untuk fokus pada ancaman yang dirasakan," kata Chamorro.

"Begitu ancaman berlalu, kadar kortisol dan adrenalin akan kembali normal. Namun, ketika orang mengalami stres atau kecemasan kronis, kortisol dapat tetap meningkat," jelasnya.

Baca juga: Gangguan Kecemasan pada Remaja, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Kortisol, melatonin, dan hormon lain yang terkait dengan tidur umumnya diatur dalam siklus 24 jam yang dikenal sebagai ritme sirkadian.

Biasanya, kadar kortisol memuncak di pagi hari dan kemudian turun perlahan sepanjang hari, mencapai titik terendah di tengah malam.

Tetapi peningkatan kadar adrenalin pada siang hari hingga malam hari pada orang dengan kecemasan dapat membuat kadar kortisol tetap tinggi dan mengganggu saat hormon tidur lainnya dilepaskan. Pada akhirnya dapat mengacaukan tidur.

Meski begitu ada juga pemicu lain yang memperburuk kecemasan di malam hari. Misalnya kafein dan juga perangkat elektronik. Sehingga lebih baik hindari minum kafein terlalu dekat dengan waktu tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com