KOMPAS.com - Pada Selasa (31/1/2023), para ilmuwan atom menyetel ulang 'Jam Kiamat'. Banyak yang mungkin bertanya-tanya, tentang jam ini dan apakah berhubungan dengan berakhirnya dunia ini.
Para ilmuwan menyetel ulang jam kiamat tersebut dengan menggerakkan jarum jamnya menjadi 90 detik hingga tengah malam, yang kemudian menjadi lebih dekat dari sebelumnya dengan ancaman kehancuran.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (4/12/2023), jam kiamat adalah penunjuk waktu simbolis yang menunjukkan seberapa dekat dunia akan berakhir dan waktu tengah malam menandai titik teoritis dari kehancuran.
Baca juga: Apakah Pandemi Jamur Seperti di The Last of Us Dapat Jadi Kenyataan?
Kehancuran yang dimaksud di sini di antaranya seperti ancaman apokaliptik yang dapat muncul dari ketegangan politik, senjata, teknologi, perubahan iklim atau penyakit seperti pandemi.
Penyetelan ulang Doomsday Clock atau jam kiamat ini, dengan menggerakkan jarum jam menjadi lebih dekat atau lebih jauh dari waktu tengah malam berdasarkan pembacaan para ilmuwan tentang ancaman yang ada pada waktu tertentu.
Sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Chicago, Bulletin of the Atomic Scientists, memperbarui waktu setiap tahun berdasarkan informasi mengenai risiko bencana bagi planet dan umat manusia.
Penentuan waktu pada jam kiamat ini dilakukan oleh dewan ilmuwan dan para pakar teknologi nuklir dan ilmu iklim, termasuk 13 Pemenang Nobel. Mereka mendiskusikan peristiwa di dunia dan menentukan di mana harus meletakkan jarum jam setiap tahunnya.
Baca juga: Apakah Ada Tempat Terburuk untuk Berlindung dari Bom Nuklir?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.