Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 28/01/2023, 08:00 WIB


KOMPAS.com - Saat menganalisis data gelombang seismik dari gempa bumi selama 60 tahun terakhir, para peneliti China menemukan adanya perubahan rotasi inti Bumi.

Sekelompok peneliti dari Peking University di China menemukan inti Bumi mengubah rotasinya, bahkan kemungkinan inti planet yang kita tinggali ini telah berhenti berputar atau malah berputar mundur.

Dilansir dari Euronews, Jumat (27/1/2023), secara umum, inti Bumi diyakini telah berputar berlawanan arah jarum jam, jika dilihat dari Kutub Utara.

Akan tetapi, dalam sebuah studi baru, setelah mengamati dan menganalisis data gelombang seismik selama 60 tahun terakhir, para peneliti menemukan keanehan pada perubahan rotasi inti Bumi.

Dalam studinya yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience ini, mereka menyimpulkan bahwa inti Bumi berhenti berputar pada sekitar tahun 2009, lalu kembali berputar namun ke arah berlawanan.

Xiaodong Song dan Yi Yang, penulis studi tersebut, melakukan penelitian dengan menganalisis data gelombang seismik yang disebabkan oleh gempa bumi.

Dari analisis tersebut keduanya menemukan perubahan arah perputaran inti Bumi secara bertahap, sebagai bagian dari osilasi sekitar tujuh dekade.

Baca juga: Misteri Perubahan Rotasi Inti Bumi, Seperti Apa Analisisnya?

Lantas, apakah rotasi inti Bumi sering berubah?

Dalam studinya yang diterbitkan tahun lalu, John Vidale, seismolog di University of Southern California menunjukkan bahwa inti dalam Bumi berosilasi jauh lebih cepat, berubah arah setiap enam tahun.

Temuan ini berdasarkan data seismik dari dua ledakan nuklir yang terjadi akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an.

Sementara itu, menurut ahli geofisika lain, Hrvoje Tkalcic dari Australian National University, meyakini bahwa siklus rotasi inti dalam Bumi ini adalah sekitar 20 hingga 30 tahun, bukan 70 tahun seperti yang diusulkan dalam studi yang dipublikasikan pekan ini dii Nature Geoscience.

Kendati demikian, para peneliti di Peking University mengklaim dalam makalah mereka, bahwa osilasi ini 'bertepatan dengan perubahan pada beberapa pengamatan geofisika lainnya'. Di antaranya seperti panjang hari dan perubahan medan magnet Bumi.

Mereka menjelaskan bahwa pengamatan ini memberikan bukti interaksi dinamis antara lapisan Bumi, dari interior terdalam hingga permukaan, kemungkinan karena kopling gravitasi dan pertukaran momentum sudut dari inti dan mantel ke permukaan.

"Kami berharap penelitian (temuan tentang perubahan rotasi inti Bumi) ini memotivasi para peneliti untuk merancang dan menguji model yang memperlakukan Bumi sebagai sistem dinamis terintegrasi," jelas mereka.

Baca juga: Misteri Miringnya Inti Bumi dan Berkurangnya Panas Planet di Bawah Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Euronews
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+