Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2023, 06:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Oleh: Michael Head*

SALAH satu konsekuensi dari pandemi COVID-19 adalah berkurangnya akses ke layanan kesehatan rutin dan rendahnya penyerapan imunisasi.

Akibatnya, pada November 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan campak menjadi “ancaman yang akan segera terjadi di setiap wilayah di dunia”.

Mereka menggambarkan bagaimana rekor jumlah hampir 40 juta anak telah melewatkan setidaknya satu dosis vaksin campak pada 2021.

Baca juga: Apakah Penyakit Campak pada Anak Itu Menular?

Campak adalah suatu penyakit pernapasan akibat infeksi virus. Mirip dengan COVID, campak menyebar antar-orang karena tetesan pernapasan (droplet) dan aerosol (penularan melalui udara).

Infeksi ini menghasilkan ruam dan demam pada kasus ringan.

Namun, kasus parah dapat mencakup ensefalitis (pembengkakan otak), kebutaan, dan pneumonia. Ada sekitar 9 juta kasus per tahun dan 128.000 kematian akibat campak.

Di Indonesia, sepanjang 2022 dilaporkan lebih dari 3.300 kasus campak, naik lebih dari 32 kali dibanding setahun sebelumnya.

Pentingnya vaksin campak untuk anak

Vaksin campak, yang dapat diberikan sendiri atau dikombinasikan dengan vaksinasi lain seperti gondok dan rubella untuk melengkapi imunisasi MMR, sangat efektif.

Mayoritas negara memiliki jadwal dua dosis, dengan suntikan pertama biasanya diberikan pada usia 12 bulan dan dosis kedua saat anak berusia empat tahun.

Vaksin ini memberikan perlindungan yang sangat tinggi dan tahan lama, dan benar-benar merupakan contoh model dari istilah “penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin”.

Jadwal dua dosis memberikan sekitar 99 persen perlindungan terhadap infeksi campak.

Di negara-negara berkembang yang serapan vaksinnya rendah, sebanyak satu dari sepuluh yang terkena campak, meninggal karena infeksi ini.

Baca juga: Sejarah Campak, Penyakit Kuno dan Paling Menular di Dunia

Di negara maju, kematian sangat tinggi pada orang yang tidak divaksinasi dengan tingkat sekitar satu per 1.000 hingga 5.000 kasus campak.

Wabah baru penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin di area seperti zona konflik dan di antara populasi pengungsi cukup tinggi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com