Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bukti Nyamuk adalah Hewan Paling Berbahaya di Dunia?

Kompas.com - 23/01/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Editor

KOMPAS.com - Beberapa hewan dikategorikan sebagai hewan paling berbahaya di dunia karena menyebabkan ratusan hingga ratusan ribu kematian manusia setiap tahun.

Bukan hanya hewan berukuran besar dengan gigi taring tajam, ada juga hewan yang berukuran kecil, tetapi sangat mematikan bagi manusia.

Nyamuk hewan paling berbahaya di dunia

Dilansir dari BBC Wildlife Magazine, nyamuk adalah hewan paling berbahaya di dunia yang bertanggung jawab atas 725.000 hingga 1.000.000 kematian setiap tahunnya. 

Namun, bukan berarti serangga kecil ini dengan sengaja membunuh manusia. Alih-alih membunuh secara langsung, nyamuk justru menjadi penyebar penyakit makan. 

Baca juga: Kenapa Kuda Nil Termasuk Hewan Paling Berbahaya di Dunia?

Jadi selama menghisap darah manusia dan hewan, nyamuk secara tidak sengaja menularkan patogen infeksius, membawa bakteri, virus, dan parasit dari orang ke orang.

Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dengan jumlah kematian tertinggi adalah malaria, infeksi parasit yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Penyakit ini sangat mematikan sehingga berdampak besar pada sejarah manusia.

Bukti nyamuk hewan paling berbahaya di dunia

Nyamuk menyebarkan agen penyebab penyakit, bukan penyakitnya. Mengutip News Medical & Life Science, berikut adalah beberapa penyakit berbahaya yang dibawa oleh nyamuk.

1. Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang paling berbahaya, yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Patogen ini ditularkan oleh spesies nyamuk Anopheles.

Baca juga: 4 Bukti Sotong Hewan Paling Pintar

Penyakit malaria, yang menyebabkan sekitar 220 juta kasus di seluruh dunia, dan lebih dari 400.000 kematian setiap tahunnya, menyerang 40 persen penduduk dunia.

Malaria serebral adalah jenis yang paling mematikan, dengan kematian hampir 20 persen hingga 50 persen pada wanita hamil. Di antara penderita malaria serebral, lebih dari 575.000 kasus akan terus mengalami defisit neurologis dan intelektual, kejang, serta cacat perilaku.

2. Demam berdarah 

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes. Hampir 96 juta orang jatuh sakit karena demam berdarah setiap tahun, sekitar 40.000 pasien di antaranya meninggal. 

Demam berdarah bermanifestasi dengan demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan ruam. Komplikasi yang mencolok dan seringkali fatal adalah demam berdarah dengue, dengan jumlah trombosit yang rendah dan pendarahan internal serta masalah pernapasan. 

Baca juga: Laba-laba Jaring Corong, Spesies Laba-laba yang Jadi Hewan Paling Berbahaya

3. Zika

Virus Zika awalnya hanya menyebabkan penyakit ringan dengan demam, nyeri sendi, dan ruam. Namun, penyakit ini berbahaya bagi kehamilan karena merusak otak janin yang sedang berkembang dan menyebabkan cacat neurologis. 

Ciri umum dan karakteristik yang terlihat dalam kondisi tersebut adalah mikrosefali, terkadang fatal tetapi lebih sering menyebabkan masalah perkembangan ringan hingga berat. 

4. Chikungunya 

Infeksi virus Chikungunya penting menjadi perhatian karena gejala sisa yang parah dan melemahkan, terutama nyeri sendi yang berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. 

Selama infeksi akut, pasien chikungunya akan mengalami demam, nyeri, dan ruam. Saat ini, kasus chikungunya ditemukan di Afrika tropis, Asia, Eropa, dengan kasus yang tersebar di Amerika Serikat.

Baca juga: Benarkah Buaya Hewan Paling Setia?

5. West Nile virus 

West Nile virus ditemukan pada tahun 1937 di Uganda, sebuah negara di Afrika bagian timur. Pada tahun 1999, jenis virus yang sangat mematikan yang berasal dari Israel dan Tunisia menginfeksi Kota New York, memicu wabah besar di seluruh AS. 

Sementara infeksi asimtomatik pada lebih dari 80 persen orang, dapat menyebabkan demam, nyeri, dan mual, sementara kurang dari 1 persen mengembangkan komplikasi yang berbahaya, yakni ensefalitis West Nile. 

6. Ensefalitis Jepang (JE) 

Virus JE menyebabkan sekitar 68.000 kasus di Asia setiap tahun. Sebagian besar kasus adalah ringan, dengan demam dan sakit kepala atau tanpa gejala. 

Namun, 1 dari 250 kasus memiliki gejala yang parah. Sebanyak sepertiga kasus virus JE berakhir dengan kematian, dan setengah dari yang selamat mengalami kerusakan otak permanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com