Oleh: James Rawlings
BANYAK dari kita pernah melihat pelangi di langit saat matahari mulai kembali bersinar setelah hujan. Untuk melihat pelangi, kondisinya harus tepat.
Kita membutuhkan tetesan air di udara –seperti hujan atau bahkan kabut – dan Matahari di belakang kita dan cukup bersinar rendah ke tanah. Ini karena pelangi tercipta karena adanya cahaya yang melewati tetesan air.
Baca juga: Bagaimana Proses Pelangi Terjadi dan Penjelasannya Menurut Sains
Cahaya yang berasal dari matahari terlihat putih bagi kita. Akan tetapi, cahaya putih yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya terdiri dari campuran warna yang berbeda. Saat cahaya melewati rintik hujan, warna-warna ini dapat terpisah.
Kita tidak akan mengetahuinya untuk melihatnya, tetapi cahaya bergerak dalam gelombang, seperti gelombang yang bergerak melintasi lautan. Setiap warna dalam pelangi memiliki apa yang kita sebut “panjang gelombang” yang berbeda.
Ini berarti jarak antara puncak gelombang memiliki panjang yang berbeda untuk setiap warna. Warna-warna ini, dari ungu dengan panjang gelombang terpendek hingga merah dengan terpanjang, disebut “spektrum kasatmata.”
Kita mungkin sering menggambar tetesan hujan dengan bentuk air mata, tetapi sebenarnya tetesan hujan lebih terlihat seperti bola kecil. Saat cahaya mengenai salah satu bola kecil air ini, cahaya dapat berubah arah. Ini disebut “refraksi.”
Setiap panjang gelombang yang berbeda dibiaskan dengan jumlah yang sedikit berbeda. Jika cahaya mengenai tetesan hujan pada sudut yang tepat, pembiasan akan memisahkan panjang gelombang menjadi warna yang berbeda.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Fenomena Pelangi Kembar?
Karena banyak cahaya dibiaskan melalui banyak tetesan air hujan, kita melihat warna-warna ini sebagai pelangi di langit. Urutan warna yang masuk ditentukan oleh berapa panjang panjang gelombangnya.
Ketika kita belajar mengenai pelangi, kita diajarkan bahwa ada tujuh warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Namun, ini tidak sepenuhnya benar.
Warna-warna yang berbeda akan berbaur satu sama lain, dan sulit untuk mengetahui di mana satu warna berakhir dan warna lainnya dimulai. Ada warna lain di antara warna-warna ini, di mana mereka bercampur – seperti warna pirus antara biru dan hijau.
Karena biru dan hijau bersebelahan dalam spektrum warna, kita dapat melihat warna pirus di mana warna biru dan hijau berbaur satu sama lain. Namun, beberapa warna adalah campuran warna yang tidak bersebelahan dalam spektrum.
Baca juga: Mengapa Pelangi Memiliki 7 Warna?
Warna cokelat, misalnya, adalah campuran merah dan hijau. Namun, pita merah dan hijau di pelangi tidak bersebelahan, jadi kita tidak melihat mereka bercampur menjadi cokelat. Hal yang sama berlaku untuk banyak warna lain yang merupakan campuran – jika pita warna pada pelangi tidak tumpang tindih, maka mereka tidak dapat bercampur.
Akan tetapi, ada dua warna yang tidak akan pernah kita lihat di pelangi, yaitu hitam dan putih. Hitam adalah ketidakhadiran warna. Inilah yang kita lihat saat tidak ada cahaya sama sekali.
Di sisi lain, putih adalah kombinasi dari semua warna yang menjadi satu.
Baca juga: Apakah Pelangi Memiliki Ujung?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.