KOMPAS.com - Beberapa pemilik anjing atau kucing mungkin pernah mempertimbangkan mengganti diet hewan peliharaan mereka dengan pola makan nabati.
Akan tetapi, sebenarnya apakah aman bagi anjing dan kucing ketika kita sama sekali tidak memberikan daging atau protein hewani pada mereka?
Jawaban singkatnya adalah area abu-abu. Pola makan nabati, seperti melansir Live Science, Jumat (13/1/2023), lebih baru di pasaran dan ilmunya masih berkembang.
Kemungkinan hal tersebut bisa dilakukan untuk beberapa hewan peliharaan, tetapi tidak semuanya. Selain itu, tak pernah disarankan untuk mengalihkan makanan hewan peliharaan ke pola makan nabati.
"Saya pikir beberapa orang merasa bisa melakukannya dengan lebih baik (mengganti diet hewan peliharaan). Tapi mereka sebenarnya tak tahu apa yang harus dilakukan untuk merumuskan diet untuk hewan peliharaan mereka," kata Dr. Lindsey Bullen, dokter hewan yang berbasis di Carolina Utara dan ahli gizi hewan bersertifikat.
Baca juga: Apakah Anjing Bisa Merasakan Makanannya?
Menurut Bullen, memperbaiki pola makan hewan tanpa bantuan ahli, seringkali merugikan kesehatan hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing.
Protein hewani yang biasanya dimakan kucing atau anjing memiliki banyak asam amino dalam bentuk yang mudah digunakan oleh tubuh hewan peliharaan.
Kandungannya lebih banyak dari yang biasanya ada dalam protein nabati.
Nah, menurut Cummings Veterinary Medical Center di Tufts University, Massachusetts, hewan peliharaan yang tak mendapat cukup protein dapat mengalami penurunan berat badan, kehilangan otot, lemah, pencernaan yang buruk, dan bahkan penumpukan cairan di dada atau perutnya.
Kucing, khususnya membutuhkan taurin, asam amino yang ditemukan dalam protein daging. Faktanya, kucing tak bisa hidup tanpa protein dari daging.
Baca juga: Apakah Mata Kucing Bisa Melihat di Tempat Gelap?
Jika taurin tak ditambahkan dalam pola makan nabati, kucing dapat mengalami fungsi saraf yang buruk, permasalahan reproduksi, dan penyakit jantung.
Bahkan keseimbangan mineral yang salah dalam pola makan hewan peliharaan bisa menjadi masalah. Misalnya rasio kalsium ke fosfor yang salah, dapat meningkatkan risiko patah tulang pada anjing dan kucing dan juga menghambat pertumbuhan anak anjing atau kucing.
Meski begitu Bullen memaparkan, pola makan nabati dapat dilakukan dengan aman pada anjing, tetapi sangat sulit diterapkan pada kucing.
Kucing adalah karnivora sejati, sehingga banyak kebutuhan nutrisi terkait dengan daging. Akibatnya, kucing membutuhkan lebih banyak zat tambahan untuk membuat pola makan vegan menjadi lengkap dan seimbang.
Baca juga: Apakah Kucing dan Anjing Butuh Vaksin Covid-19 Khusus?
Jika memang berencana untuk beralih ke makanan basah atau kering nabati untuk peliharaan Anda, Bullen mendorong untuk membeli dari merk yang telah melakukan studi kecernaan, interaksi bahan, dan uji coba makan pada opsi nabati mereka.
Kendati demikian, sebelum melakukan perubahan makanan hewan peliharaan itu, pastikan pola makan nabati cocok untuk hewan peliharaan.
Konsultasikan dengan ahli seperti dokter hewan yang akan mempertimbangkan berdasarkan kesehatan secara keseluruhan, termasuk usia, lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya.
Bila hewan peliharaan itu sehat, kemungkinan pola makan nabati yang diformulasikan dengan baik bisa berhasil untuk mereka.
Baca juga: Apakah Hewan Bisa Memprediksi Cuaca?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.