Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Love Language Bisa Tingkatkan Kepuasan Hubungan dan Kehidupan Seksual

Kompas.com - 13/01/2023, 16:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Love language atau bahasa cinta adalah cara untuk mengungkapkan atau mengekspresikan perasaan kasih kita kepada orang lain.

Terdapat 5 macam love language, yakni physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu yang berkualitas), giving gifts (memberi hadiah), dan acts of service (pelayanan). 

Lebih dari 20 tahun setelah dicetuskan, love language oleh Dr. Gary Chapman ini masih banyak dibicarakan, termasuk di kalangan akademik, untuk mendapatkan lebih banyak penjelasan ilmiah yang mendukung gagasan tersebut.

Penelitian tentang pengaruh love language 

Sebuah penelitian baru mengemukakan gagasan bahwa, berdasarkan survei terhadap 100 pasangan heteroseksual, orang yang pasangannya menggunakan love language yang mereka sukai dilaporkan memiliki tingkat hubungan serta kepuasan seksual yang lebih tinggi. Ini juga berlaku sebaliknya. 

Baca juga: Tidur Bersama Pasangan Disebut Lebih Menyehatkan, Studi Ini Jelaskan

Melansir Science Alert, para peneliti mengatakan, temuan ini menunjukkan bahwa orang yang lebih cocok dengan preferensi love language satu sama lain merasa lebih puas dengan hubungan dan kehidupan seksual mereka.

Menurut Chapman, dalam memenuhi kebutuhan kita untuk merasa dicintai, kita perlu dicintai menggunakan bahasa yang kita sukai. 

Penelitian ini menunjukkan hubungan yang jelas dalam penggunaannya, meskipun tidak cukup untuk membuktikan kausalitas, yakni untuk menunjukkan bahwa penggunaan love language secara khusus mengarah pada peningkatan kepuasan dalam hubungan.

Korelasi yang sama ditemukan pada laki-laki maupun perempuan, meskipun peserta perempuan dalam penelitian memiliki skor lebih tinggi dalam hal mengungkapkan kebutuhan untuk merasa dicintai, terutama dalam kategori quality time dan words of affirmation. 

Baca juga: Gancet Bisa Sebabkan Pasangan yang Bercinta Meninggal Dunia? Ini Penjelasan Dokter

Para peneliti pun berpendapat bahwa wanita mungkin memperhatikan penerapan love language lebih dari pria. 

Peneliti mengungkapkan, mungkin, laki-laki lebih fokus untuk memenuhi peran sosial dalam hubungan yang berkomitmen daripada perilaku kasih sayang tertentu, sedangkan wanita membutuhkan lebih banyak tanda cinta yang terlihat dari pasangannya.

Dalam penelitian ini, ada satu hal yang diharapkan ditemukan oleh para peneliti yang tidak muncul dalam tanggapan survei, yaitu kaitan antara tingkat empati yang lebih tinggi pada peserta dan kemungkinan yang lebih tinggi dalam menggunakan love language. 

Adapun peserta penelitian ini adalah pasangan berusia antara 17 dan 58 tahun dan telah menjalin hubungan selama 6 bulan dan 24 tahun. 

Baca juga: Pasangan Pengantin Gay Thailand Dihujat Netizen Indonesia, Psikolog Sebut Ada Faktor Stres

Untuk itu, para peneliti tidak menemukan korelasi antara lamanya suatu hubungan dan apakah pasangan tersebut mengetahui love language pasangannya atau tidak. 

Sementara pasangan heteroseksual menjadi fokus dalam penelitian ini, para peneliti berpikir bahwa mereka cenderung menemukan hasil serupa pada seksualitas lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com