KOMPAS.com - Makanan pedas, seperti ayam geprek atau mi pedas adalah sedikit dari banyaknya ragam kuliner pedas nusantara selalu memiliki pesona sendiri.
Meski banyak orang tidak menyukai makanan bercabai, tetapi tak sedikit manusia menyukai makanan pedas.
Tidak jarang, penikmat makanan pedas ini merasakan sensasi kepedasan hingga mata dan hidungnya berair.
Jadi, kenapa manusia suka makanan pedas?
Sensasi pedas seperti terbakar usai makan makanan mengandung cabai atau bumbu pedas lainnya, seringkali membuat orang justru menikmatinya.
Tubuh akan merespons pedas sebagai sakit yang luar biasa, namun sebagian orang malah merasa ketagihan.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Makanan Pedas? Ini Kata Ahli
Hal ini disebabkan oleh hormon adrenalin. Ketika manusia makan makanan pedas, sinyal yang dikirimkan ke otak untuk memberi tahu bahwa mulut terbakar tidak berhenti di situ.
Otak akan menerjemahkan kondisi tersebut sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengancam.
Hasilnya, otak akan melepaskan hormon adrenalin.
Hormon adrenalin kemudian akan memicu reaksi lainnya, seperti detak jantung meningkat dan pupil mata membesar.
Adrenalin adalah endorfin alami yang memiliki efek pereda nyeri alami. Selain itu, endorfin juga dapat menimbulkan efek rasa bahagia.
Inilah sebabnya, makan cabai yang pedas dan menyiksa, namun membuat manusia suka makan pedas.
Manusia sudah mulai menanam cabai dan ragam spesiesnya sejak lebih dari 6.000 tahun yang lalu.
Baca juga: 4 Manfaat Makanan Pedas untuk Kesehatan
Namun, saat itu tidak banyak penelitian sains yang meneliti kandungan cabai dan efeknya pada tubuh.
Hingga akhir 1900-an, peneliti akhirnya menemukan saraf nyeri mendeteksi capsaicin.
Capsaicin belakangan diketahui adalah senyawa kimia yang ditemukan pada cabai dan menyebabkan rasa terbakar pada manusia. Capsaicin ini bisa ditemukan pada biji cabai.
Tidak hanya itu, melalui penelitian lebih lanjut, bahkan manusia berhasil mengembangkan varietas cabai yang 300 lebih pedas dari cabai jalapeno, yang merupakan salah satu cabai terpedas di dunia.
Capsaicin adalah senyawa yang bersifat hidrofobik. Hidrofobik artinya senyawa ini tidak bisa larut dalam air, namun dengan mudah larut dalam lemak dan minyak.
Baca juga: Kenapa Makan Makanan Pedas Bikin Kepala Terasa Gatal?
Sifat ini menjelaskan mengapa susu full cream yang mengandung lemak dan roti yang bisa menyerap minyak adalah salah satu cara mudah untuk menghilangkan pedas.
Ketika seseorang memakan cabai, capsaicin akan bersatu dengan saliva atau air liur dan berikatan dengan reseptor TRV1.
Reseptor ini merupakan salah satu reseptor rangsang yang berada di mulut dan lidah.
Fungsi dari reseptor TRV1 sebenarnya adalah mendeteksi sensasi panas atau terbakar.
Reseptor tersebut akan mengirimkan sinyal palsu ke otak bahwa mulut Anda sedang terbakar.
Proses ini yang menyebabkan mulut terasa terbakar atau panas ketika memakan cabai. Faktanya, mulut Anda tidak benar-benar terbakar.
Baca juga: Kenapa Makan Makanan Pedas Bisa Sebabkan Diare?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.