Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Satu minggu adalah 7 hari yang dimulai pada hari Senin dan berakhir di hari Minggu.

Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa demikian? Mengapa satu minggu bukan 8 hari? Siapa yang menentukan bahwa satu minggu terdiri dari 7 hari?

Berbeda dengan tahun dan bulan yang sesuai dengan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari dan Bulan mengelilingi Bumi, konsep minggu tidak memiliki analogi astronomi.

Asal-usul gagasan 7 hari dalam seminggu

Beberapa peradaban paling awal mengamati kosmos dan mencatat pergerakan planet, Matahari, dan Bulan. 

Baca juga: Asal-usul Nama Bulan dalam Kalender Masehi

Dilansir dari Discover Magazine, orang Babilonia adalah pengamat dan penafsir langit yang cerdik, dan berkat merekalah satu minggu terdiri dari 7 hari.

Alasan orang Babilonia mengadopsi angka tujuh adalah karena mereka mengamati tujuh benda langit, yakni Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Jadi, angka 7 adalah angka yang sangat penting bagi mereka.

Peradaban lainnya memiliki pandangan yang berbeda, seperti orang Mesir, yang satu minggunya terdiri dari 10 hari atau orang Romawi, yang satu minggunya berlangsung selama delapan minggu.

Sementara itu, dikutip dari Almanac, orang Yahudi juga mengadopsi siklus tujuh hari untuk satu minggu dengan berdasarkan pada waktu yang dibutuhkan Tuhan untuk menciptakan alam semesta. 

Gagasan ini sebenarnya tidak terlalu cocok dengan tahun matahari atau bahkan bulan sehingga menimbulkan beberapa ketidakkonsistenan.

Baca juga: Kenapa Resolusi Tahun Baru Sering Gagal?

Namun, orang Babilonia adalah budaya yang begitu dominan di Timur Dekat, terutama pada abad keenam dan ketujuh SM, sehingga hal ini dan banyak gagasan mereka yang lain tentang waktu, seperti 1 jam adalah 60 menit, bisa tetap bertahan.

Adapun kawasan Timur Dekat merujuk pada kawasan Asia Barat terutama Levant atau Syam (sekarang Palestina, Lebanon, Suriah dan Yordania), Anatolia (sekarang Turki), Mesopotamia (sekarang Irak dan Suriah timur), dan Plato Iran (Iran).

Kemudian, gagasan bahwa tujuh hari adalah satu minggu terus menyebar ke seluruh Timur Dekat. Budaya lain di daerah sekitarnya turut mengadopsi gagasan tersebut, seperti kekaisaran Persia dan Yunani.

Berabad-abad kemudian, ketika Alexander Agung mulai menyebarkan budaya Yunani ke seluruh Timur Dekat hingga India, konsep tujuh hari seminggu juga ikut menyebar. 

Para cendekiawan berpikir bahwa mungkin India yang kemudian memperkenalkan konsep tujuh hari seminggu ke Cina.

Baca juga: Sejarah Kalender Hijriah dan Bagaimana Perhitungan Penanggalan dalam Islam Ini?

Akhirnya, saat orang Romawi mulai menaklukkan wilayah yang dipengaruhi oleh Alexander Agung, mereka juga mengakui gagasan tujuh hari dalam seminggu. 

Kaisar Constantine adalah orang yang memutuskan bahwa tujuh hari dalam seminggu adalah minggu resmi Romawi dan menjadikan hari Minggu sebagai hari libur pada tahun 321 M. 

Meskipun ada beberapa upaya untuk mengubah konsep tujuh hari seminggu, gagasan tersebut sudah ada begitu lama sehingga sepertinya sulit untuk diubah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com