KOMPAS.com - Para ilmuwan masih memperdebatkan apakah ikan bisa merasakan sakit.
Mamalia, termasuk manusia, memiliki serabut saraf c-nociceptors yang telah terbukti terlibat dalam sensasi pengalaman nyeri yang intens.
Sedangkan, dilansir dari ScienceDaily, sangat jarang ikan yang memilikinya. Oleh sebab itu, ikan disebut tidak memenuhi prasyarat fisiologis untuk mengalami rasa sakit secara sadar.
Melansir Science Alert, sebuah penelitian baru di bidang ilmu saraf modern menemukan, efek dan kesadaran rasa sakit masih ada pada manusia bahkan ketika area pemrosesan rasa sakit di otaknya terluka.
Baca juga: 5 Ikan Terbesar di Dunia, Ada yang Beratnya Puluhan Ton
Dengan kata lain, jika otak manusia dapat beradaptasi tanpa bagian dari rantai nyeri saraf, mungkin ikan juga tidak membutuhkan mata rantai tersebut.
Kenneth Williford, profesor filsafat di University of Texas, Arlington, mengatakan bahwa penelitian yang mereka lakukan ini tidak dapat membuktikan bahwa ikan bisa merasakan sakit, namun mereka dapat menegaskan bahwa argumen yang menyebut kurangnya struktur otak tertentu menjadi penyebab ikan tidak bisa mengalami rasa sakit semakin tidak relevan.
Dengan kata lain, dugaan bahwa ikan tidak merasakan sakit karena tidak adanya daerah tertentu di otak seperti menyimpulkan bahwa ikan seharusnya tidak bisa berenang karena mereka tidak memiliki lengan dan kaki seperti manusia.
Tim peneliti menggunakan beberapa kasus cedera otak pada manusia untuk memperkuat argumentasi mereka, salah satunya kasus dengan seorang pasien bernama Roger.
Baca juga: Apakah Ada Ikan yang Bisa Terbang?
Bagian utama pemrosesan rasa sakit di otak Roger telah hancur akibat penyakit, namun Roger justru lebih peka terhadap rasa sakit daripada orang kebanyakan.
Williford menyebut ketahanan saraf semacam ini penting karena menunjukkan bahwa otak manusia mampu memperbaiki dirinya sendiri untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi utama terus berjalan.
Setidaknya, pada manusia, tidak ada satu pun daerah kortikal yang tampaknya bertanggung jawab atas rasa sakit.
Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan apakah hal yang sama juga berlaku pada ikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.