Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2022, 16:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Galaksi Bima Sakti merupakan rumah bagi planet Bumi yang menjadi tempat tinggal kita hingga saat ini.

Namun bagaimana galaksi sprial yang memiliki diameter antara 100.000 hingga 120.000 tahun cahaya itu terbentuk, masih diselimuti misteri.

Baca juga: Kenapa Galaksi yang Kita Tinggali Disebut Galaksi Bima Sakti?

Lahir 13 miliar tahun lalu

Meski begitu astronom percaya asal-usul galaksi Bima Sakti bermula lebih dari 13 miliar tahun yang lalu. Ukuran galaksi juga masih jauh lebih kecil dari ukuran saat ini.

Bima Sakti diperkirakan memulai kehidupan seperti galaksi lain. Di awali sebagai gumpalan materi kecil yang memiliki kerapatan sedikit lebih besar daripada rata-rata kosmik.

Gumpalan itu hampir seluruhnya terbuat dari materi gelap, bentuk materi yang tak berinteraksi dengan cahaya.

Berhubung gumpalan kecil itu memiliki kepadatan yang sedikit lebih tinggi dari rata-rata, gumpalan memiliki tarikan gravitasi yang sedikit lebih kuat dibandingkan dengan sekitarnya.

Baca juga: Nama-nama Galaksi dan Penjelasannya

Tarikan yang lebih besar tersebut, seperti dikutip dari Live Science memungkinkannya untuk menarik lebih banyak materi gelap dan memberinya lebih banyak gravitasi pula.

Akhirnya, gumpalan-gumpalan materi gelap yang berdekatan itu tumbuh besar sehingga mampu menarik materi normal yang terkumpul ke dalam kantong padat dan membentuk bintang pertama.

Gumpalan awal materi gelap bersama dengan kumpulan bintangnya kemudian bergabung membentu proto-Bima Sakti sekitar 12 miliar tahun yang lalu.

Menarik materi lain

Begitu penggabungan itu terjadi, Bima Sakti muncul sebagai entitas yang berbeda dalam kosmos, terpisah dari sekelilingnya. Gravitasi masifnya kembali menarik lebih banyak materi gelap dan gas, menyebabkan galaksi tumbuh dengan cepat.

Saat bertumbuh, sebagian besar gas terkumpul di tengah. Ketika gas runtuh terbentuklah piringan tipis yang berputar cepat. Piringan ini mulai menghasilkan bintang dengan cepat.

Namun proses penggabungan belum berakhir.

Dengan menggunakan pengamatan dari satelit Gaia, astronom telah mengidentifikasi lebih dari selusin kumpulan bintang di Bima Sakti yang tampak sedikit berbeda. Bintang menunjukkan usia, komposisi elemen, dan kecepatan yang serupa.

Astronom percaya itu bisa terjadi karena ada galaksi yang lebih kecil jatuh ke Bima Sakti miliaran tahun yang lalu.

Gravitasi yang kuat Bima Sakti kemudian menghancurkan dan mengkanibal galaksi kecil dan hanya menyisakan sisa-sisanya.

Bima Sakti belum berhenti melakukan kanibalisme. Saat ini diketahui galaksi mengobrak-abrik satelit terdekatnya, Awan Magellan besar dan Kecil.

Baca juga: Perbedaan Tata Surya, Galaksi, dan Alam Semesta

Tidak bergabung dengan galaksi serupa

Selain itu hal menarik dari Bima Sakti lainnya adalah galaksi ternyata tidak mengalami penggabungan dengan galaksi bermassa serupa selama 13 miliar tahun sejarahnya.

Ini bisa jadi berita baik, pasalnya dengan penggabungan justru terjadi bencana besar.

Tabrakan bakal memicu pembentukan begitu banyak bintang secara cepat sehingga tak ada cukup gas yang tersisa untuk membentuk generasi baru. Setelah penggabungan besar juga galaksi cenderung menjadi merah dan mati.

Tetapi menurut NASA, Bima Sakti berada di jalur tabrakan dengan galaksi tetangga terdekatnya, galaksi Andromeda. Dalam waktu sekitar 4 miliar tahun, kedua galaksi akan mulai bertabrakan dan Bima Sakti akan hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com