MALANG, KOMPAS.com - Wilayah Kota Malang tidak luput dari serangan agresi militer Belanda pada tahun 1947 hingga 1949. Peran pelayan rumah makan yang sebagian besar merupakan masyarakat Indonesia saat itu sangat vital dalam membantu perjuangan melawan Belanda.
Pemerhati Budaya dan Sejarah Malang, Agung Buana mengatakan, dari beragam literatur yang didapatkannya bahwa tentara Belanda saat melakukan agresi militer memiliki tiga tempat kantin militer di Kota Malang.
Kantin militer tersebut kerap kali dikunjungi dan tempat untuk mengobrol sesama tentara seperti saat makan siang.
Tentara Belanda dengan pangkat perwira biasanya berkunjung ke rumah makan Delicious atau samping selatan eks bioskop Merdeka. Tempat kedua, untuk tentara Belanda dengan pangkat dibawahnya juga memiliki kantin militer yang berada di Gang 4, Kampung Kayutangan.
Sedangkan, untuk tentara Belanda dengan pangkat seperti Letnan Kolonel, Kolonel dan sederajat biasanya makan di kantin militer yang berada di eks Hotel Astor atau saat ini Markas Korem 083/ Baladhika Jaya.
Baca juga: Jadi Diplomat dan Mata-mata, Ini Perjuangan Perempuan demi Indonesia
"Military Canteen sebenarnya pusat informasi yang bisa digali dari tentara Belanda pada tahun 1947 hingga 1949 saat Agresi Militer Belanda," kata Agung Buana pada Sabtu (10/12/2022).
Agung mengatakan, saat berkunjung ke kantin militer, tentara Belanda seringkali saling mengobrol tentang pertempuran dan situasi yang ada.
Kondisi itu dimanfaatkan oleh para pelayan Indonesia untuk mendengarkan obrolan-obrolan tentara Belanda yang kemudian disebarkan kepada tentara Indonesia.
Mereka menyebarkan informasi dengan cara salah satunya menggunakan bahasa walikan atau terbalik yang saat ini menjadi bahasa slang di Malang. Sebab, warga pribumi juga ada yang menjadi mata-mata tentara Belanda dan bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa Jawa sekalipun.
"Para pelayan mendengarkan cerita-cerita dari tentara Belanda, mereka biasanya saling mengobrol tentang peperangan di Military Canteen, kemudian didengar oleh pelayan Indonesia dan menyebarkan informasi perkembangan terkini ke tentara Indonesia di Selatan seperti Bululawang, Gondanglegi, Bantur, cara memberikan informasinya pakai boso walikan dengan tulisan atau sandi," katanya.
Baca juga: Paus Beluga Mata-mata Rusia Kembalikan Ponsel Turis yang Jatuh ke Laut
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.