Oleh Maxim Lavrentovich
ALASAN pola sering muncul di alam dapat dijelaskan dengan sederhana.
Proses fisika atau kimia dasar yang sama terjadi pada banyak zat dan organisme berpola pada proses pembentukannya.
Pola rumit yang terjadi di alam, baik pada tumbuhan, hewan, atau batu, buih, dan kristal es, berasal dari fenomena pada tingkat atom dan molekul.
Baca juga: Apakah Ada Bintang Tertua di Alam Semesta?
Pola di alam dapat dideskripsikan sebagai susunan bentuk atau warna yang berulang secara teratur.
Beberapa contoh yang paling mencolok adalah susunan batu heksagonal di Giant’s Causeway di Irlandia Utara, susunan bunga fraktal yang indah pada tanaman brokoli Romanesco, serta garis-garis dan bintik-bintik warna-warni pada ikan-ikan tropis.
Pola-pola seperti ini mulai terbentuk dalam skala kecil ketika material mengalami proses seperti pengeringan, pembekuan, kerutan, difusi, dan reaksi. Perubahan tersebut kemudian memunculkan pola kompleks dalam skala yang lebih besar seperti yang dapat kita lihat sekarang.
Coba kamu bayangkan kristal beku halus yang ada di kaca jendela pada hari yang dingin. Apa yang menciptakan pola itu?
Saat air membeku, molekul-molekulnya mulai bersatu membentuk kelompok. Molekul air memiliki bengkokan tertentu yang menyebabkannya menumpuk menjadi kelompok yang berbentuk segi enam saat membeku.
Saat kluster berkembang, banyak faktor lain, termasuk kelembapan dan suhu, mulai memengaruhi bentuk keseluruhannya.
Misalnya, saat air membeku di kaca jendela, pola kecil yang tidak sempurna dan acak pada permukaan kaca tersebut akan menyebabkan penumpukan dan menciptakan pola yang lebih besar.
Baca juga: Berpotensi Menjadi Siklon Tropis, Pola Sirkulasi Angin Terpantau di Perairan NTT, Ini Dampaknya
Proses penumpukan molekul yang sama ini berperan pada pembentukan variasi bentuk kepingan salju yang mencolok.
Bagaimana dengan pola kolom basal yang menakjubkan di Giant’s Causeway?
Struktur batu ini terbentuk 50 juta hingga 60 juta tahun yang lalu saat lava – cairan berbatu panas dari bawah tanah – naik ke permukaan bumi dan mulai kehilangan suhu panasnya. Pendinginan pada lava menyebabkan lapisan atas basal berkontraksi.
Lapisan yang lebih dalam dan panas menahan tarikan ini, sehingga menciptakan retakan di lapisan atas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.