Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2022, 19:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Tubuh laki-laki menghasilkan sperma setiap hari, tetapi siklus regenerasi sperma penuh (spermatogenesis) membutuhkan waktu sekitar 64 hari.

Spermatogenesis adalah siklus lengkap produksi dan pematangan sperma. 

Proses ini secara konstan memasok tubuh dengan sperma yang dapat melakukan perjalanan melalui vagina ke sel telur yang siap dibuahi di ovarium wanita.

Bagaimana siklus regenerasi sperma?

Dilansir dari Healthline, berikut adalah proses siklus regenerasi sperma.

Baca juga: 4 Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis

1. Pembelahan sel sperma diploid menjadi spermatid haploid yang dapat membawa data genetik.

2. Pematangan sperma di testis, khususnya di tubulus seminiferus.

Hormon membantu spermatid melalui proses ini hingga menjadi spermatozoa. Sperma kemudian tetap berada di testis sampai hampir matang.

Sperma yang matang memiliki kepala yang mengandung bahan genetik dan ekor untuk membantu perjalanan sperma melalui tubuh untuk pembuahan.

3. Pergerakan sperma ke dalam epididimis, yakni saluran yang terhubung ke testis yang menyimpan sperma. 

Epididimis mempertahankan sperma sampai ejakulasi. Di sinilah sperma mendapatkan motilitas atau kemampuan untuk bergerak.

Baca juga: 4 Tahap Proses Spermatogenesis

Regenerasi sperma dan pembuahan

Pembuahan kemungkinan besar terjadi ketika sperma sudah lama tidak dikeluarkan saat ejakulasi.

Regenerasi sperma konstan mengisi epididimis dengan sperma segar. Semakin lama sperma menumpuk, semakin tinggi jumlah sperma dalam sekali ejakulasi.

Bagi pasangan yang sedang menantikan kehamilan, menunggu beberapa hari di antara ejakulasi dapat meningkatkan peluang untuk hamil.

Selanjutnya, peluang hamil dapat ditingkatkan dengan tidak melakukan ejakulasi seminggu sebelum pasangan berovulasi. 

Ini akan memaksimalkan jumlah sperma selama pasangan berada di masa paling subur.

Baca juga: Ciri Sperma Sehat dan Cara Meningkatkan Kualitasnya

Di sisi lain, ejakulasi yang lebih sering dapat menurunkan jumlah sperma dalam sekali ejakulasi.

Ini dapat mengurangi peluang kehamilan pasangan, terutama jika tidak melakukan hubungan seks sampai setelah ovulasi berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com