Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2022, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) dan Observatorium W.M.Keck di Hawaii berhasil memperoleh potret yang mengungkapkan awan mengambang di langit Titan, satelit terbesar Saturnus.

Gambar-gambar ini akan membantu para peneliti memahami pola cuaca di Titan, satu-satunya dunia selain Bumi yang diketahui memiliki lautan cair di permukaannya.

Mengutip New Scientist, Jumat (2/12/2022) gambar diambil teleskop pada 4 November (sebelah kiri). Terlihat juga Kraken Mare, laut terbesar Titan yang diketahui diapit oleh dua awan putih.

Baca juga: Studi Baru Ungkap dari Mana Asal-usul Cincin Saturnus

Saat ini adalah musim panas di belahan bumi utara Titan, awan pun terbentuk paling mudah karena meningkatnya sinar matahari di permukaan. Dan hasil pengamatan ini akhirnya juga mengonfirmasi keberadaan awan musiman tersebut.

Dalam upaya untuk mengetahui apakah awan itu bergerak atau berubah bentuk, tim JWST menghubungi para peneliti di Observatorium Keck dan meminta mereka untuk melakukan pengamatan lanjutan.

Observatorium kemudian melakukan pengambilan gambar pada 6 November (sebalah kanan).

"Kami khawatir bahwa awan akan hilang ketika kami melihat Titan dua hari kemudian dengan Observatorium Keck, tetapi kami senang karena ada awan di posisi yang sama dan tampak seperti telah berubah bentuk," kata Imke de Pater dari University of California, Berkeley.

Menggali lebih dalam data akan membantu para peneliti memahami sirkulasi udara di Titan, yang juga merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya dengan atmosfer tebal.

Pengamatan tambahan JWST pada pertengahan 2023 nantinya akan mencakup informasi tentang komposisi atmosfer dan permukaan Titan.

Selain itu, juga dapat membantu para ilmuwan mencari tahu mengapa kutub selatan satelit begitu terang dalam gambar-gambar tersebut.

Atmosfer Titan yang tebal, serta sungai dan lautan hidrokarbon cair menjadikannya lokasi utama untuk berburu kehidupan. Dan pengamatan ini mungkin akan mengungkap bagaimana Titan menjadi jauh lebih ramah daripada satelit lain di Tata Surya.

Baca juga: Mengenal Titan, Bulan Terbesar Milik Planet Saturnus

Mengutip Kompas.com, Titan secara teleskopik ditemukan pada tahun 1655 oleh ilmuwan Belanda, Christian Huygens.

Titan berukuran lebih besar dari planet Merkurius dan lebih masif dari Pluto, sehingga lebih menyerupai planet daripada sebuah satelit.

Dilihat dari teleskop berbasis Bumi, Titan seperti bola berwana merha kecoklatan yang hampir tak terbentuk dengan permukaan yang tertutup secara permanen oleh kabut tebal.

Titan sendiri mengorbit Saturnus pada jarak rata-rata 1.221.850 km dengan memakan waktu 15,94 hari Bumi untuk satu kali revolusi.

Baca juga: Kenapa Planet Saturnus Memiliki Cincin? Sains Jelaskan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com