KOMPAS.com - Populasi tokek Pulau Union menurun drastis sejak dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 2005.
Tokek yang hanya seukuran penjepit kertas ini rupanya menarik perhatian karena warnanya dan motif seperti permata pada tubunya.
Hal tersebut membuatnya diminati sebagai hewan peliharaan sehingga menyebabkan perburuan agresif untuk memperdagangkannya.
Baca juga: Spesies Baru Tokek Ditemukan di Pulau Bali
Namun, kini para konservasionis yang bekerja sama dengan penduduk setempat berhasil menggandakan jumlahnya hampir dua kali lipat sejak 2018.
Dikutip dari New Scientist, Kamis (1/12/2022), tokek Pulau Union (Gonatodes daudini) ditemukan di hutan Teluk Chatham, Pulau Union di Saint Vincent and Grenadines, negara di kepulauan Karibia.
Dengan panjang hanya tiga sentimeter, reptil ini hidup di hutan purba seluas 50 hektar, membuat mereka sangat rentan terhadap aktivitas manusia.
Jadi pada tahun 2016, Departemen Kehutanan Saint Vincent and Grenadines, serta organisasi konservasi bekerja sama dengan penduduk setempat untuk menyusun rencana pemulihan spesies.
Upaya konservasi ini berkisar dari perluasan dan peningkatan pengelolaan kawasan lindung hingga patroli antiperburuan liar, serta pengawasan kamera 24 jam oleh masyarakat di hutan.
Usaha ini tak sia-sia, jumlah tokek Pulau Union meningkat dari 10.000 pada 2018 dan sekarang menjadi 18.000.
“Menyelamatkan tokek pulau Union di alam liar merupakan upaya kolaboratif,” kata Jenny Daltry dari Fauna and Flora International dan Re:wild, dua badan amal konservasi internasional yang menjadi bagian penyelamatan populasi tokek.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.