Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Cacar Monyet Resmi Diubah, WHO Ganti Monkeypox Jadi Mpox

Kompas.com - 29/11/2022, 16:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengganti nama penyakit yang dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox) dengan mpox.

WHO mengumumkan awal pekan ini bahwa nama mpox akan diadopsi secara luas oleh dokter, badan kesehatan masyarakat, serta lainnya secara bertahap.

Kampanye untuk mengganti nama cacar monyet akan dimulai awal tahun.

Perubahan itu dipicu oleh kritik dari para ilmuwan terhadap nama monkeypox yang menurut mereka sudah tak akurat dan berpotensi menstigmatisasi.

Pada awal Juni lalu, sekelompok ilmuwan international menulis makalah panjang yang memperdebatkan soal penamaan.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Perlukah Vaksinasi Monkeypox Massal Segera?

Soal nama monkeypox tersebut kemudian direspons oleh WHO yang mengatakan akan menemukan nama baru untuk penyakit cacar monyet setelah berkonsultasi dengan para ahli.

Dikutip dari Gizmodo, Selasa (29/11/2022), nama monkeypox disematkan karena pertama kali ditemukan pada sekelompok monyet percobaan yang diimpor dari Afrika.

Namun, pada kenyataannya, hewan pengerat dianggap sebagai hewan inang utama dari virus tersebut, bukan primata.

Para ilmuwan yang tak menyetujui penamaan monkeypox berpendapat bahwa cacar monyet kemudian menjadi identik dengan penyakit "Afrika", dengan mengacu pada kelompok yang berbeda atau clade dari virus berdasarkan wilayah benua tempat mereka pertama kali ditemukan.

Namun, tahun ini atau mungkin lebih awal, penyakit cacar monyet telah menyebar jauh ke luar Afrika, membuat penamaan menjadi kurang tepat. Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan WHO mengganti nama monkeypox menjadi mpox. 

Baca juga: WHO Sebut Kasus Cacar Monyet Global Turun 21 Persen, Ini Penjelasannya

Halaman:
Sumber Gizmodo


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com