Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cincin Api Pasifik Sering Picu Gempa, Bagaimana Ring of Fire Terbentuk?

Kompas.com - 23/11/2022, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Salah satu penyebab mengapa gempa bumi sering terjadi di Indonesia adalah karena negara ini berada di kawasan Cincin Api Pasifik. Sebenarnya, bagaimana Ring of Fire ini terbentuk?

Seperti dikutip dari National Geographic, Rabu (23/11/2022), Cincin Api adalah serangkaian gunung berapi dan kawasan seismik aktif atau gempa bumi yang berada di sepanjang jalur Samudra Pasifik.

Cincin Api Pasifik juga dikenal sebagai Circum-Pacific Belt atau Sabuk Sirkum- Pasifik, yang panjang jalurnya kira-kira mencapai 40.000 Km.

Jalur-jalur ini menelusuri beberapa lempeng tektonik, termasuk di antaranya Lempeng Pasifik, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Indian-Australia, Lempeng Nazca, Amerika Utara dan Filipina.

Baca juga: Apa Itu Cincin Api Pasifik yang Membuat Wilayah Indonesia Sering Gempa?

Wilayah atau negara yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik, termasuk Indonesia, sering sekali mengalami gempa yang disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik ini.

Bagaimana Cincin Api Pasifik terbentuk?

Kawasan Cincin Api Pasifik sering picu gempa bumi, serta bencana vulkanis seperti gunung meletus, Dilansir dari CNN, Cincin Api Pasifik adalah rumah bagi gunung berapi paling aktif di dunia. Kawasan ini juga menjadi lokasi sebagian besar gempa bumi yang sering terjadi.

Sebagian besar sumber gempa bumi yang sering mengguncang planet ini adalah di kawasan Cincin Api Pasifik yang terjadi saat lempeng tektonik saling mendorong dan menyebabkan getaran.

Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik membentang sepanjang 40.000 Km membentuk busur dari batas Lempeng Pasifik, ke lempeng yang lebih kecil seperti Lempeng Laut Filipina, ke Lempeng Cocos dan Nazca yang melapisi tepi Samudra Pasifik.

Baca juga: Ada di Kawasan Cincin Api Indonesia Rawan Gempa, Ini Upaya Antisipasi yang Dilakukan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com