Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2022, 16:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Angka penderita diabetes melitus di dunia, tak terkecuali di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu komplikasi diabetes yang sering dilaporkan yakni kerusakan saraf.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2019, diabetes melitus termasuk ke dalam 10 besar penyakit penyebab kematian.

Hal itu disampaikan dr. dr. Esti Widiastuti Mangunadikusumo, M.Sc.PH dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Rabu (9/11/2022).

Dalam konferensi pers "World Diabetes Day 2022 dan Peluncuran Neurometer", Esti mengungkapkan menurut data International Diabetes Federation tahun 2021, tercatat 530 juta orang berusia 20-79 tahun yang menderita diabetes.

Diperkirakan angka penderita diabetes melitus ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 jumlahnya akan mencapai 643 juta orang.

Baca juga: Diabetes Melitus pada Anak, Kenali Gejala, Pencegahan hingga Pengobatan

Sementara, Indonesia adalah negara dengan jumlah penderita diabetes melitus tertinggi ke-5 di dunia dengan jumlah 19,5 juta orang.

Ironisnya, dari sekian banyak penderita diabetes melitus, Esti mengungkapkan 3 dari 4 orang dengan diabetes tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit tersebut.

Seringkali kasus yang ditemukan, pasien sudah mengalami berbagai komplikasi.

"Diabetes merupakan salah satu dari penyebab utama neuropati perifer (kerusakan saraf). Diperkitakan 50 persen orang dengan diabetes menderita neuropati perifer," ungkap Esti.

Diabetes melitus menyebabkan kerusakan saraf

Sementara itu, Sekretaris Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) DR. Dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, dalam kesempatan yang sama mengatakan, gejala neuropati atau kerusakan saraf akibat komplikasi diabetes banyak dialami oleh sebagian besar penderita diabetes melitus.

Baca juga: Mengenal Diabetes Melitus Tipe 1, dari Gejala hingga Pengobatannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com