Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Peneliti Pelajari dari Gigi Dinosaurus di Afrika Utara?

Kompas.com - 08/11/2022, 12:00 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sejauh ini, sebagian besar jenis gigi dapat dikaitkan dengan jenis sauropoda yang juga ditunjukkan oleh bahan tulang. Namun, ada kasus saat gigi menjadi satu-satunya petunjuk misterius untuk jenis sauropoda yang tidak diketahui.

Baca juga: Apakah Bebek Punya Gigi?

Pola makan dan migrasi

Gigi sauropoda telah digunakan sebagai alat untuk menilai migrasi.

Studi sebelumnya yang saya lakukan bersama dengan pakar sauropoda, Dr Verónica Díez Díaz, menemukan kesamaan antara jenis gigi sauropoda Afrika Utara dan Eropa Selatan.

Migrasi di Kapur Awal antara dua benua (semacam “jelajah pulau” di Mediterania) telah ditunjukkan di beberapa studi-studi lainnya, dan penelitian terbaru kami mengkonfirmasi temuan ini lebih lanjut. Beberapa gigi sauropoda Refeab dari Afrika Utara bahkan menyerupai temuan dari Amerika Selatan. Ini menunjukkan bukti bahwa sauropoda dari dua benua ini berasal dari nenek moyang yang sama.

Sebagai alat utama untuk menggenggam dan mengolah makanan, gigi juga dapat memberi tahu kita tentang pola makan dinosaurus. Misalnya, satu gigi sampel Maroko menunjukkan pemolesan yang ekstrem. Ini menunjukkan bahwa spesies dinosaurus yang dimaksud memiliki pola makan penelusuran rendah dan berbasis pasir.

Salah satu cara untuk belajar tentang diet adalah dengan melihat microwear, yaitu goresan mikroskopis pada permukaan gigi yang usang. Gigi tersebut berasahan dengan gigi lawannya, atau dengan makanan. Microwear yang kasar, seperti lubang dan goresan besar dan lebar, cenderung menunjukkan lebih banyak pasir dalam makanan, sedangkan microwear yang lebih halus – seperti goresan kecil – menunjukkan vegetasi yang lebih lembut.

Baca juga: Temuan Fosil Ikan di China Ungkap Gigi Tertua yang Pernah Ada

Cara lain untuk menyimpulkan pola makan, atau, lebih luas lagi, tingkat trofik (posisi hewan dalam rantai makanan), adalah dengan mengukur elemen jejak dari email gigi.

Saat mereka hidup, tubuh hewan mengambil elemen melalui makanan dan air. Unsur-unsur ini disimpan dalam tulang dan gigi mereka. Kalsium menumpuk lebih banyak daripada unsur lain, jadi semakin banyak kalsium yang ada dibandingkan dengan unsur lain, semakin tinggi posisi hewan tersebut dalam rantai makanan.

Sejauh ini, tampaknya rebbachisaurs dan titanosauriforms memiliki pola makan yang berbeda. Ini masuk akal karena mereka berdua adalah dinosaurus berleher panjang, tetapi panjang leher, tinggi, dan postur mereka berbeda.

Oleh karena itu, mereka mungkin memakan berbagai jenis vegetasi berbeda. Ini akan memungkinkan mereka untuk menghindari persaingan satu sama lain.

Langkah selanjutnya dalam studi fosil Afrika Utara adalah menggunakan gigi karnivora dan herbivora untuk melihat keseluruhan ekosistem. Analisis isotop yang menjelaskan ekologi makan Spinosaurus telah dilakukan.

Langkah selanjutnya adalah melihat elemen jejak strontium untuk mengetahui lebih lanjut tentang ketepatan posisi setiap hewan dalam rantai makanan dan bagaimana dinosaurus yang berbeda hidup berdampingan.

Femke Holwerda

Postdoctoral Researcher in Palaeontology, Utrecht University

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Yang kami pelajari dari gigi dinosaurus di Afrika Utara". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com