Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Rendahnya Kecerdasan Intelektual Manusia Indonesia

Kompas.com - 05/11/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Indonesia tepat di bawah Laos yang memiliki angka rata-rata IQ penduduknya 80,49. Sementara pemuncak IQ tertinggi dipegang oleh Singapura, di mana rata-rata warga negaranya memiliki IQ 105,89.

Oleh World Population Review angka-angka IQ diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok utama. Angka di atas 160 seseorang disebut genius.

Rentang antara 140 sampai 159 masuk dalam kategori sangat cerdas. Dua rentang paling bawah adalah angka 80 - 90 disebut kecerdasan di bawah rata-rata. Angka 70-79 dinamakan ambang batas (borderline).

Hasil penelitian dengan angka 78,49 mengklasifikasikan kecerdasan intelektual manusia Indonesia berada pada ambang batas. Kecerdasan intelektual di bawah rata-rata pun belum mampu dicapai manusia Indonesia.

Baiklah IQ bukan merupakan faktor utama manusia mencapai sukses. Namun berbasis pada hasil kajian World Population Review sepuluh negara dengan penduduk memiliki IQ tertinggi (berurutan tertinggi dari Jepang, Taiwan, Singapore, Hong Kong, China, Korea Selatan, Belarus, Finlandia, Belanda, dan Jerman), negara ini menjadi negara maju dengan penguasaan ekonomi yang signifikan.

Kemampuan bernalar tetap memiliki korelasi erat dengan kemajuan. Apalagi di tengah jaman yang diterjang multi disrupsi.

Berpikir kreatif dan bertindak inovatif menjadi perkakas utama untuk berselancar dalam gelombang multi disrupsi.

Meningkatkan kecerdasan intelektual

Laporan The Need for a Pivot to Learning: New Data on Adult Skills from Indonesia menunjukkan, kaum muda Jakarta berusia 25-26 tahun kemampuan literasinya lebih rendah dari lulusan SMP Denmark.

Pada ranah lain, kemampuan lulusan sarjana Indonesia setara dengan lulusan SMA di Denmark.

Penelitian ini berkaitan erat dengan IQ. Hasil penelitian yang tidak sedap namun tetap harus kita telan.

Apapun pendapat pakar yang menyebut dalam kehidupan, untuk memperoleh kesuksesan kemampuan IQ ada di bawah peran EQ, AQ atau SQ, tetap saja IQ memiliki peran signifikan.

Tiga pilar utama industri 4.0 yang semakin dalam merasuki kehidupan manusia, yaitu revolusi digital, robot tingkat lanjut yang semakin pintar maupun penelitian-penelitian berbasis DNA atau gen, semua dihasilkan oleh manusia-manusia yang memiliki IQ tinggi.

Oleh karena agar manusia Indonesia tidak tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, layak untuk memperkuat kecerdasan intelektual.

Ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, fokus kepada pendidikan. Benar bahwa faktor genetik dan bawaan sejak lahir berhubungan erat dengan IQ.

Namun itu bukan faktor tunggal. Lingkungan, pendidikan, minat dan kematangan berpikir menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan IQ seseorang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com