Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2022, 11:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Rokok elektrik atau vape adalah alat elektronik yang digunakan untuk memanaskan cairan dan memproduksi aerosol atau partikel kecil di udara untuk dihirup.

Cairan yang digunakan bersama rokok elektronik biasanya mengandung nikotin, perasa dan bahan-bahan kimia lainnya.

Pengguna rokok elektronik akan menghirup aerosol melalui alat tersebut, namun orang-orang di sekitarnya juga bisa terdampak menjadi perokok pasif ketika pengguna mengeluarkan uap ke udara.

Apa efek dari menghirup rokok elektrik atau vape?

Ilustrasi vape atau rokok elektronikShutterstock Ilustrasi vape atau rokok elektronik

Pada Januari 2018, Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional Amerika Serikat mengeluarkan laporan studi konsensus yang menelaah sekitar 800 studi mengenai efek dari rokok elektrik atau vape.

Baca juga: Mengenal Rokok Elektrik atau Vape, Kandungan dan Bahayanya bagi Kesehatan

Hasilnya sangat jelas, menggunakan rokok elektrik bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan dan berbahaya bagi tubuh.

Pasalnya, rokok elektrik mengandung dan mengeluarkan sejumlah senyawa yang berpotensi beracun.

Berikut adalah bahaya dan efek buruk dari rokok elektrik:

1. Rokok elektrik menghasilkan sejumlah bahan kimia berbahaya, termasuk acetaldehida yang bisa menyebabkan penyakit paru-paru dan jantung

2. Rokok elektrik juga mengandung acrolein, herbisida yang digunakan untuk membunuh rumput liar. Bila dihirup, acrolein bisa menyebabkan luka pada paru, penyakit paru obstruktif kronis, asma dan kanker paru.

3. Ada juga formaldehida, zat yang biasanya digunakan untuk membuat bahan bangunan dan produk-produk rumah tangga, di dalam rokok elektrik.

Baca juga: Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Konvensional, Apa Saja Bahaya Vape Rokok?

Meski formaldehida terdapat secara alami dalam jumlah kecil pada makanan yang dimasak, menghirup rokok dan rokok elektrik bisa membuat Anda terpapar dalam formaldehida pada kadar yang lebih tinggi.

Berdasarkan data-data yang ada, beberapa agensi internasional telah menetapkan formaldehida sebagai zat penyebabkan kanker atau karsinogenik. Pasalnya, paparan formaldehida telah dikaitkan dengan peningkatan kanker nasofaring, kanker sinus dan leukemia.

4. Ada bukti moderat bahwa anak-anak muda yang menggunakan rokok elektrik lebih berisiko mengalami batuk dan peningkatan perburukan kondisi asma.

Ilustrasi vape.Thinkstockphotos Ilustrasi vape.

Selain studi konsensus, studi dari University of North Carolina menemukan bahwa dua bahan utama dari cairan rokok elektrik, yakni propilen glikol dan vegetable glycerin atau gliserin sayur, beracun bagi sel-sel tubuh.

Kemudian pada 2016, kepala operasional Korps Dinas Kesehatan Publik Amerika Serikat juga mencapai konklusi bahwa emisi pasif yang dikeluarkan oleh pengguna rokok elektronik mengandung nikotin dan sejumlah bahan berbahaya lainnya.

Bahan-bahan ini antara lain perasa diasetil yang telah dikaitkan dengan penyakit paru, senyawa organik tidak stabil seperti benzena yang bisa ditemukan pada asap kendaraan, dan logam berat seperti nikel, timah dan timbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com