Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Tunjukkan Rupa Nenek Moyang Kadal 167 Juta Tahun yang Lalu

Kompas.com - 28/10/2022, 08:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fosil reptil bernama Bellairsia gracilis menjadi salah satu petunjuk bagaimana rupa nenek moyang kadal paling awal yang hidup 167 juta tahun.

Fosil tersebut juga membantu peneliti untuk mempelajari bagaimana hewan tersebut berevolusi.

Fosil B. gracilis ditemukan di Isle of Skye di Skotlandia pada tahun 2016. Fosil yang berasal dari periode Jurrasic Tengah ini, memiliki panjang 6 sentimeter dan ditemukan dalam kondisi hampir lengkap dan hanya kehilangan moncong dan ekornya.

Ini menjadikannya fosil kadal paling lengkap dari masa Jurassic Tengah.

Baca juga: Trik Kadal Hadapi Serangan Semut Api, Seperti Apa?

Meski begitu B. gracilis sempat dikira sebagai spesies modern. Tetapi, berkat pemindaian resoluis tinggi fosil, Mateusz Talanda, peneliti dari University of Warsaw di Polandia bersama rekan-rekannya kemudian mengidentifikasi B. gracilis sebagai reptil yang jauh lebih primitif, yakni anggota awal kelompok squamata.

"Saya tahu dari awal, bahwa ini akan menjadi fosil penting, meskipun bukan spesies baru bagi sains," kata Talanda, seperti dikutip dari New Scientist, Kamis (27/10/2022).

Kelompok squamata sendiri merupakan kelompok hewan yang mencakup kadal dan ular, serta terdiri lebih dari 10.000 spesies saat ini.

Jumlah tersebut menjadikannya salah satu kelompok hewan vertebrata yang paling kaya spesies. Kelompok ini punya ciri memiliki fitur khusus tengkorak dan kerangkanya.

Baca juga: 8 Fakta Komodo, Spesies Kadal Terbesar di Bumi yang Terancam Punah

Dan benar saja, dari analisis fosil, peneliti menemukan bahu dan tempurung otak reptil dan tulang tengkorak dapat saling melentur, seperti kelompok squamata saat ini.

 

Sementara aspek tulang belakang dan langit-langit B. gracilis lebih mirip dengan reptil yang lebih primitif yang hidup 240 juta tahun yang lalu. Sehingga bisa dibilang bahwa B. gracilis campuran fitur leluhur dan modern dalam kerangkanya.

Squamata di era Jurassic Tengah jumlahnya pun banyak sehingga sulit untuk mengidentifikasinya. Penemuan B. gracilis ini pun dapat membantu memperjelas kapan squamata mulai terdiversifikasi dan kapan kelompok modern mulai muncul.

Studi dipublikasikan di jurnal Nature.


Baca juga: Ketahui Perbedaan Salamander dan Kadal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com