Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Fakta Komodo, Spesies Kadal Terbesar di Bumi yang Terancam Punah

Kompas.com - 18/10/2022, 20:11 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Komodo (Varanus komodoensis) merupakan spesies kadal terbesar yang masih hidup di Bumi. Komodo adalah kadal dari keluarga Varanidae.

Habitat Komodo hanya ada di Indonesia, tepatnya di kawasan Taman Nasional Komodo, yang menghuni tiga pulau besar yakni Komodo, Rinca, dan Padar, serta dua pulau kecil yaitu Gili Motang dan Nusa Kode, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Itu sebabnya Komodo menjadi salah satu hewan endemik Indonesia.

Ukuran Komodo yang sangat besar membuatnya menjadi daya tarik ekowisata. Sayangnya, pada tahun 2021 International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkan Komodo ke dalam daftar spesies terancam punah.

Baca juga: Komodo Berasal dari Mana?

Fakta-fakta Komodo

Untuk mengenal Komodo lebih dekat, ada berbagai fakta menarik soal Komodo. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Klasifikasi dan Evolusi Komodo

Komodo tidak diketahui keberadaannya sampa Perang Dunia Pertama. Komodo ini sebenarnya adalah spesies kadal yang berevolusi dalam isolasi pulau salaam jutaan tahun.

Saat ini habitat Komodo hanya ada di beberapa kepulauan di Indonesia.

Komodo bukan hanya kadal terbesar di dunia, tetapi juga salah satu yang paling agresif dan berbahaya, sangat kuat sehingga mampu menjatuhkan mangsa yang ukurannya berkali-kali ukurannya sendiri.

2. Anatomi tubuh Komodo

Komodo adalah reptil besar yang dapat tumbuh hingga tiga meter dengan berat 150kg. Mereka sangat kuat dengan tubuh yang panjang dan tebal, kaki yang pendek, berotot, dan ekor yang kuat.

Ekor Komodo digunakan untuk berkelahi dan untuk menopang hewan itu ketika berdiri dengan kaki belakangnya.

Komodo juga memiliki cakar panjang, tajam, dan melengkung yang sering digunakan untuk menggali.

Komodo memiliki kepala yang relatif kecil dibandingkan dengan ukuran tubuhnya yang besar dan lebar, rahang yang kuat menyembunyikan mulut yang penuh dengan bakteri mematikan dan giginya yang tajam.

Tubuhnya dibalut kulit coklat keabu-abuan, ditutupi sisik kecil dan lipatan di sekitar leher.

Meskipun komodo memiliki penglihatan yang baik, mereka lebih mengandalkan lidah bercabang mereka untuk mencium yang ada di sekeliling lingkungan mereka.

Dengan menjulurkan lidahnya keluar dari mulutnya, Komodo mampu mendeteksi partikel aroma di udara dan menemukan mangsa hidup atau mati hingga jarak 8 km.

Baca juga: Apakah Komodo Berbahaya dan Bisa Membunuh Manusia?

3. Perilaku Komodo

Komodo adalah predator soliter dan kuat, wilayah jelajah mereka tergantung pada ukuran individu, dan mampu menempuh jarak sekitar 2 km setiap hari.

Komodo juga dikenal sebagai perenang yang sangat baik, bepergian dari satu pulau ke pulau lain dalam jarak yang relatif jauh.

Meskipun mereka adalah hewan soliter, sejumlah Komodo tak jarang terlihat berkumpul di sekitar satu bangkai hewan.

Untuk menangkap hewan besar, Komodo dengan sabar duduk berjam-jam, tersembunyi di balik vegetasi, serta disamarkan oleh kulit abu-abu-cokelatnya.

Mereka kemudian menyergap mangsa dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa.

4. Distribusi dan Habitat Komodo

Sekarang ini habitat Komodo hanya terbatas di lima pulau di Indonesia, semuanya di dalam Taman Nasional Komodo.

Pulau Komodo, Rinca, Gili Motang, Padar, dan ujung barat Flores adalah rumah terakhir yang tersisa bagi hewan besar ini.

Habitatnya termasuk hutan terbuka dengan sabana kering dan lereng bukit yang memiliki semak belukar, atau terkadang di dasar sungai yang mengering.

Komodo diperkirakan telah berevolusi menjadi begitu besar, karena keberadaan sejumlah spesies mamalia besar yang kini telah punah dan kurangnya pemangsa besar lainnya.

Baca juga: Mengenal Komodo, Hewan Endemik Indonesia yang Terancam Punah

Komodo adalah hewan endemik Indonesiapixabay.com Komodo adalah hewan endemik Indonesia

5. Reproduksi dan Siklus Hidup

Selain memakan bangkai besar, Komodo hidup berkelompok selama musim kawin, sekitar bulan September.

Para pejantan biasanya akan berkelahi dengan berdiri di atas kaki belakangnya, ditopang oleh ekornya, berlomba-lomba untuk mendapatkan hak berkembang biak.

Setelah kawin, betina akan bertelur hingga 25 telur ke dalam lubang yang digali di pasir lembut. Selanjutnya, telur akan menetas setelah 8 hingga 9 bulan.

Komodo kecil langsung hidup mandiri sejak mereka meninggalkan cangkangnya. Namun, sampai mereka tumbuh menjadi ukuran yang lebih besar, anak-anak Komodo akan naik ke pepohonan, menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sana sampai mereka cukup besar untuk berjuang sendiri mencari mangsa di tanah.

Usia hidup Komodo rata-rata selama 30 tahun di alam liar.

Baca juga: Komodo Makan Apa Saja?

6. Makanan Komodo

Komodo adalah predator karnivora yang menjadikan hewan besar, seperti babi, kambing, rusa, bahkan kuda dan kerbau, sebagai mangsanya.

Komodo memiliki kemampuan menyerang mangsa yang jauh lebih besar dari mereka. Bahkan jika tidak berhasil dalam penyergapan, mereka akan mengikuti mangsa yang terluka sejauh beberapa kilometer, menunggu sampai mangsanya mati karena sepsis, yang disebabkan oleh bakteri mematikan di mulut Komodo.

Sementara Komodo-komodo yang berusia lebih muda akan memangsa hewan yang lebih kecil, terutama yang berada di pohon-pohon seperti ular, kadal, atau burung.

Gigi Komodo yang tajam tak pernah gagal merobek daging, tetapi tidak berguna untuk mengunyah.

Oleh sebab itu, Komodo akan merobek potongan daging, melemparkannya masuk ke mulut bagian dalam, menelannya utuh dibantu oleh otot lehernya yang fleksibel.

Seekor komodo sedang berjalan di sekitar pantai di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Zintan Prihatini/KOMPAS.com Seekor komodo sedang berjalan di sekitar pantai di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.

7. Gigitan dan Racun Komodo

Komodo memiliki lima puluh jenis bakteri beracun dalam air liur mereka yang tumbuh subur di sisa-sisa daging, menyebabkan luka gigitan pada mangsanya cepat terinfeksi.

Gigitan Komodo akan menyebabkan kondisi syok karena racunnya mempercepat kehilangan darah, menurunkan tekanan darah, menyebabkan pendarahan hebat, dan mencegah pembekuan luka.

Kondisi ini melemahkan dan melumpuhkan mangsa, termasuk manusia, yang mana akan membuat mereka sulit untuk melawan.

Gigitan komodo bisa meninggalkan luka yang dalam, karena selain mengoyak dengan giginya, Komodo juga menggunakan strategi gigit dan tarik untuk merobek daging mangsanya.

8. Status Konservasi Komodo

Antara tahun 1996 hingga 2021, International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan.

Namun, pada tahun 2021 IUCN memutuskan untuk memasukkan komodo sebagai spesies yang terancam punah, karena model iklim menunjukkan bahwa antara 30 hingga 70 persen habitat spesies tersebut akan hilang pada tahun 2040 karena kenaikan permukaan laut.

Sehingga, Komodo berada dalam bahaya kepunahan yang parah di lingkungan alami mereka akibat perubahan iklim, hilangnya habitat, dan kekurangan mangsa.

Penurunan populasi telah menyebabkan Komodo masuk dalam Daftar Merah IUCN dan memberikan spesies ini beberapa perlindungan hukum.

Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk melindungi Komodo adalah pembatasan wisatawan dengan menetapkan kenaikan biaya konservasi bagi pengunjung Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Kawasan Perairan sekitarnya.

Baca juga: Punya Kaki Gemuk, Seberapa Cepat Komodo Berlari?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com