Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Fosil Kulit Langka yang Ungkap Penyebab Kematian Dinosaurus

Kompas.com - 18/10/2022, 08:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Temuan fosil kulit dinosaurus di Marmarth, North Dakota berhasil memberikan wawasan berharga mengenai mengenai bagaimana hewan tersebut mati.

Menariknya lagi, temuan juga mengungkap bagaimana kulit hewan tersebut bisa terawetkan dengan baik hingga ribuan tahun.

Pasalnya, kulit lebih mudah membusuk daripada tulang, sehingga sangat jarang ditemukan fosil kulit dinosaurus.

Baca juga: Peneliti Temukan Fosil Dinosaurus Langka Lengkap dengan Kulitnya

Mengutip CNN, Senin (17/10/2022) penelitian baru ini dilakukan pada Edmontosaurus, sejenis hadrosaurus pemakan tumbuhan yang hidup 67 juta tahun lalu.

Peneliti menyebut, dinosaurus itu menderita gigitan yang disebabkan oleh buaya purba yang membuat dagingnya tercabik-cabik serta kulitnya terkelupas.

"Bekas gigitannya benar-benar tak terduga. Jadi kerusakan karena karnivora ini lah yang benar-benar membuat kami berpikir tentang bagaimana fosil tersebut terbentuk," kata Stephanie Drumheller-Horton, ahli paleontologi dari University of Tennessee.

Bagaimana penjelasannya?

Ahli paleontologi dulu berpikir, bahwa dinosaurus atau mahluk prasejarah lainnya, harus terkubur dengan sangat cepat agar jaringan lunak mereka dapat diawetkan. Tetapi, studi dari hadrosaurus ini membuat peneliti memiliki wawasan baru.

Para peneliti berpikir bekas gigitan di lengan hadrosaurus berasal dari kerabat buaya purba, namun tak yakin persis jenis hewan itu.

Selain itu, peneliti juga belum yakin benar bahwa luka di lengan dan ekornya menjadi penyebab kematiannya.

Namun terlepas dari itu, peneliti justru meyakini luka itulah yang kemudian membuat kulit tetap awet.

Menurut Drumheller-Horton, menggigit kulit memungkinkan gas dan cairan yang terkait dengan dekomposisi kemudian keluar. Itu membuat kulit yang berlubang di belakang kemudian mengering.

"Kulit dalam kondisi tersebut dapat bertahan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, bahkan di lingkunan yang cukup basah semakin lama pula bertahan. Sehingga besar kemungkinan untuk terkubur dan mengalami fosilisasi," terangnya.

Baca juga: Asteroid Pembunuh Dinosaurus Ciptakan Tsunami Setinggi 1,5 Kilometer

Warna kebiruan dari fosil kulit sendiri tidak mencerminkan apa yang terjadi ketika dinosaurus masih hidup.

Tetapi, kandungan besi yang tinggi dalam batuan selama proses fosilisasi mungkin telah memengaruhinya.

Fosil kulit ini berhasil mengungkap banyak informasi mengenai hadrosaurus. Misalnya tentang ukuran dan pola sisi di seluruh tubuh dinosaurus serta jumlah massa otot.

Baca juga: Bagaimana Mosasaurus Penguasa Lautan Zaman Dinosaurus Punah?

"Kulit terurai jauh lebih mudah daripada tulang, jadi dibutuhkan proses yang berbeda dan jarang diamati untuk mengawetkan kulit cukup lama, agar terkubur dan menjadi fosil," ungkap Clint Boyd, peneliti lain yang terlibat serta ahli paleontologi dari North Dakota Geological Survey.

Ia juga mengatakan, hanya ada kurang dari 20 fosil dinosurus dengan sisa-sisa jaringan lunak yang lengkap atau hampir lengkap yang ditemukan selama ini.

"Saya telah menemukan ribuan fosil dalam karier saya, tapi penemuan fosil kulit itu jarang, bahkan saya sendiri belum pernah menemukan fosil kulit yang terawetkan," papar Boyd.

Studi ini dipublikasikan di jurnal PLOS One.

Baca juga: Ahli Temukan Fosil Dinosaurus Terbesar di Eropa, Ini Penampakannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com