Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asteroid Terbesar yang Tabrak Bumi, Bukan Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus

Kompas.com - 07/10/2022, 20:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tumbukan asteroid pembunuh dinosaurus dikenal dengan dampaknya yang sangat luar biasa. Namun rupanya, sebelum itu ada tumbukan asteroid di Bumi yang skalanya lebih besar.

Asteroid itu menabrak Bumi sekitar 2 miliar tahun lalu. Dan berdasarkan ukuran kawah Vredefort di Afrika Selatan yang merupakan bekas tumbukan itu, peneliti memperkirakan ukuran asteroid dua kali lebih lebar dari asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

Mengutip Live Science, Jumat (7/10/2022) kawah Vredefort yang terletak sekitar 120 kilometer barat daya Johannesburg, saat ini berdiameter 159 km.

Baca juga: Asteroid Pembunuh Dinosaurus Ciptakan Tsunami Setinggi 1,5 Kilometer

Itu lebih kecil dari kawah Chicxulub yang terkubur di bawah Semenanjung Yucatan Meksiko yang bediameter 180 km.

Kawah Chicxulub merupakan bekas tumbukan asteroid pembunuh dinosaurus yang menghantam Bumi pada akhir periode Kapur sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Tapi peneliti punya alasan, mengapa saat ini kawah Vredefort ukurannya justru lebih kecil.

Menurut peneliti, kawah tumbukan perlahan terkikis seiring waktu yang membuatnya menyusut.

Selain erosi alami yang terjadi, penyusutan terjadi karena formasi batuan baru telah muncul di bagian atas kawah.

Akibatnya, sebagian besar struktur asli kawah tertutup oleh batuan yang lebih mudah, sehingga makin sulit untuk mengetahui seberapa besar kawah itu dulunya.

Sementara penelitian baru ini berfokus pada mineral di sekitar kawah, sehingga peneliti dapat melihat deformasi dan retakan kejutan kristal, seperti kuarsa dan zirkon yang disebabkan oleh dampak kuno dan demikan memperluas radius ledakan yang diketahui.

Perkiraan terbaru kemudian menunjukkan, bahwa kawah Vredefort awalnya berukuran 250 hingga 280 km ketika terbentuk 2 miliar tahun yang lalu.

Akibatnya, kawah Vredefort dianggap sebagai kawah tumbukan terbesar di Bumi, meskipun saat ini ukurannya lebih kecil dari kawah Chicxulub.

Baca juga: Kepunahan Dinosaurus Terjadi karena 2 Kali Tumbukan Asteroid Besar

Di masa lalu para ilmuwan mengira kawah Vredefort awalnya jauh lebih kecil dengan lebar 172 km. Berdasarkan perkiraan itu, peneliti menghitung asteroid yang bertanggung jawab berukuran 15 km dan menabrak Bumi dengan kecepatan sekitar 53.900 km/jam.

Namun dalam studi baru, peneliti meninjau kembali pengukuran kawah dan memperoleh wawasan baru.

Usai melakukan pengukuran ulang, peneliti menemukan batu luar angkasa yang merusak kemungkinan berukuran antara 20 hingga 25 km. Asteroid melaju antara 72.000 hingga 90.000 km/jam ketika menabrak planet.

"Memahami struktur dampak terbesar yang dimiliki Bumi sangat penting, karena memungkinkan peneliti untuk membangun model geologis yang lebih akurat," ungkap Natalie Allen, penulis utama studi.

Prediksi ukuran yang lebih akurat juga dapat menjelaskan kawah lain di Bumi dan di seluruh Tata Surya.

Dampak asteroid menghantam Bumi

Ketika asteroid pembunuh dinosaurus, yang kemungkinan berukuran sekitar 12 km lebarnya, menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu, kehancuran yang disebabkan oleh dampaknya sangat besar.

Peristiwa itu menyebabkan kebakaran hutan yang meluas dan hujan asam, menghasilkan gelombang tsunami setinggi 1,5 km yang melintasi setengah planet, serta mengirimkan gumpalan abu dan debu ke atmosfer, mengubah iklim secara drastis.

Sekitar 75% kehidupan di Bumi musnah oleh peristiwa tersebut, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Desember 2021 di jurnal Scientific Reports.

Baca juga: Bukti Tumbukan Asteroid yang Bunuh Dinosaurus Ditemukan di Bulan

Lalu, bagaimana dengan asteroid Vredefort yang dua kali lebih besar dari asteroid pembunuh dinosaurus? menurut peneliti, akan lebih parah dan berpotensi menjadi peristiwa pelepasan energi tunggal terbesar dalam sejarah Bumi.

Namun, karena tumbukan sudah terjadi begitu lama, hanya ada sedikit bukti kerusakan yang timbul karena tumbukan tersebut.

Selain itu, menurut Miki Nakajima yang merupakan rekan penulis studi dan ilmuwan planet di University of Rochester New York, tumbukan Vredefort tak meninggalkan catatan kepunahan massal atau kebakaran hutan, mengingat hanya ada bentuk kehidupan sel tunggal dua miliar tahun yang lalu.

"Namun dampaknya akan memengaruhi iklim global secara potensial lebih luas daripada dampak Chicxulub," katanya.

Oleh karena itu, terus mempelajari kawah Vredefort bisa menjadi satu-satunya cara para peneliti mempelajari lebih lanjut tentang dampak bencana ini.

Studi ini dipublikasikan di Journal of Geophysical Research: Planets.

Baca juga: Seberapa Besar Asteroid yang Memusnahkan Dinosaurus?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com